Nilai Tukar Petani Anjlok Akibat Harga Migor hingga Daging Ayam Naik

Petani kelapa sawit memanen tandan buah segar kelapa sawit di tengah banjir luapan Sungai Kampar, Riau. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hadly V

VIVA – Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan April 2022 secara nasional tercatat sebesar 108,46. Angka itu turun 0,76 persen dibandingkan pada bulan Maret 2022 lalu.

Ratusan Hektare Sawah di Bombana Sultra Gagal Panen akibat Banjir, Pemkab Minta Bantuan Pusat

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, penurunan nilai tukar petani dikarenakan indeks harga yang diterima petani kenaikannya lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang harus dibayarkan oleh petani.

“Indkes yang harga diterima petani hanya meningkat 0,06 persen. Sementara indeks harga yang dibayar petani tumbuhnya 0,83 persen,” kata Margo dalam telekonferensi, Senin 9 Mei 2022.

Polemik Hulu Migas di Area Persawahan Perlu Diselesaikan, Petani Harus Dapat Ganti Untung

Margo mengungkapkan, penyebab dari kenaikan indeks harga yang diterima petani karena terjadi kenaikan pada kelapa sawit, jagung, sapi potong, dan karet.

“Sementara indeks harga yang dibayar petani itu yang naik 0,83 persen itu disebabkan karena kenaikan harga pada minyak goreng, bensin, daging ayam ras dan telur ayam ras,” jelasnya.

Daftar Harga Pangan 3 Mei 2024: Cabai Merah, Gula hingga Daging Sapi Naik

Stok minyak goreng di Ratu Swalayan, Kota Malang.

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya (Malang)

Sedangkan jika dilihat berdasarkan subsektor, pada bulan April 2022 juga mengalami penurunan yaitu pada tanaman pangan sebesar 1,09 persen. Dan hortikultura turun sebesar 3,15 persen bila dibandingkan dengan Maret 2022.

Sementara itu, untuk nilai tukar usaha pertanian (NTUP) juga mengalami penurunan sebesar 108,64 dibandingkan kondisi Maret 2022 sebesar 0,56 persen.

“Penyebabnya juga sama karena indeks harga yang diterima petani itu hanya meningkat 0,06 persen. Sementara indeks harga yang dibayarkan petani khususnya untuk biaya produksi dan penambahan barang modal itu meningkat 0,62 persen,” terangnya.

Adapun untuk harga yang diterima petani penyumbang penurunan adalah kelapa sawit, jagung, sapi potong, dan karet. Kemudian untuk harga yang harus dibayarkan petani yang menyebabkan kenaikan harga adalah bensin pupuk NPK, urea dan upah permanen.

“Dan subsektornya juga memiliki pola yang sama, tanaman pangan dan hortikultura untuk April 2022 ini terjadi penurunan,” paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya