Holding PTPN Kembangkan Bahan Bakar B50 hingga Minyak Makan Merah

PTPN kembangkan B50 dan minyak makan merah.
Sumber :
  • Dokumentasi Holding PTPN.

VIVA Bisnis – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) mengembangkan Bahan Bakar Biodiesel 50 persen (B50) dan Minyak Makan Merah. Tempat penelitian tersebut pun, di Medan, Sumatera Utara, dikunjungi Presiden Joko Widodo pada Rabu kemarin. 

Kemenkominfo Gratiskan IDTH untuk UMKM

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani menyatakan, PPKS saat ini menjadi backbone riset dan inovasi kelapa sawit nasional. Sehingga diharapkan, inovasi-inovasi baru bisa terus tercipta.

"Demi meraih cita-cita tersebut, Holding Perkebunan Nusantara siap membantu dan mendukung PPKS,” ujar Abdul Ghani dikutip dari keterangannya, Jumat, 8 Juli 2022.

Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan

Dia menjabarkan, inovasi ini telah berlangsung semenjak tahun 2019. Mobil dengan bahan bakar B50 berhasil menjalani uji coba (road test) dengan rute Medan – Jakarta, pulang pergi, pada 25 hingga 31 Januari 2019 lalu.  

Uji coba tersebut, sukses dan menambah kepercayaan diri para peneliti dan inovator PPKS untuk mematangkan riset dan aplikasi B50 secara luas di masyarakat.

Perkuat Sinergi dan Pertumbuhan Ekonomi, Bea Cukai Jalin Koordinasi dengan Pemerintah Daerah

Lebih lanjut dijelaskan, PPKS juga turut mengembangkan teknologi sederhana produksi Minyak Makan Merah, dengan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi.  

Kendaraan melintas di kawasan perkebunan kelapa sawit milik PTPN, Sariak, Pasaman Barat, Sumatra Barat.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Hasil inovasi Minyak Makan Merah yang diketuai oleh dr Frida R. Panjaitan ini memiliki kandungan fitonutrien  antara lain karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene.

Kepala PPKS, M.. Edwin S Lubis, menyatakan, Minyak Makan Merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional. "Salah satunya sebagai bahan pangan untuk anti stunting,” tambahnya.
 
Lebih lanjut, Edwin menjelaskan, selain sebagai sumber lemak (zat gizi dasar), Minyak Makan Merah, mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya. Kandungan asam oleat dan asam linoleat dalam Minyak Makan Merah, berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak.  

"Minyak Makan Merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, serta bahan baku margarin dan shortening," tambahnya.

Teknologi produksi Minyak Makan Merah ini dapat dikembangkan pada skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM berpotensi meningkatkan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun, melalui proses pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit berbasis pemberdayaan koperasi.  

Produk inovasi ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia. Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari Minyak Makan Merah perlu dilakukan agar Minyak Makan Merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

“Ke depannya kami berharap pabrik pengolahan Minyak Makan Merah dapat diintegrasikan dengan Pabrik Kelapa Sawit yang ada di wilayah kerja PTPN. sehingga kebutuhan minyak makan yang bergizi dan murah bagi karyawan dan masyarakat sekitar dapat dipenuhi” ujar Ghani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya