RI Masuk 15 Negara Terancam Resesi, Moeldoko: Masih Alhamdulillah

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA Bisnis – Kepala Staf Presiden Moeldoko, angkat bicara mengenai survei Bloomberg yang menyebut Indonesia masuk ke dalam negara yang terancam mengalami resesi ekonomi. Dari 15 negara, Indonesia berada di urutan ke 14 dengan potensi mengalami resesi sekitar 3 persen.

Hipmi Sebut Capaian Ekonomi Kuartal I Jadi Modal Baik Hadapi Tantangan Global

Menurut Moeldoko, kondisi itu masih tetap harus disyukuri. Karena potensinya sangat kecil dan Indonesia masih lebih baik jika dibandingkam dengan negara-negara lainnya.

"Kita masih Alhamdulillah pada ranking yang ke-14 dari 15 itu kita berada (pada potensi) risiko 3 persen. Apa itu dimulai dari Sri Lanka dan seterusnya," kata Moeldoko Senin 25 Juli 2022.

Ekonomi RI Kuartal I Tumbuh 5,11 Persen, Aprindo: Cukup Kondusif bagi Peritel 

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 25 Juli 2022: Global dan Antam Tergelincir

Moeldoko mengatakan kondisi lingkungan global memang tidak sedang baik-baik saja. Namun, menurutnya ekonomi nasional saat ini masih relatif cukup baik, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan negara-negara yang lain.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

"Berikutnya inflasi kita juga relatif masih sangat baik dibandingkan negara yang lain," kata Moeldoko

Dia juga memberikan penjelasan kepada masyarakat yang saat ini menilai ekonomi Indonesia dalam keadaan buruk. Menurutnya, saat ini Pemerintah terus bekerja mengatasi sejumlah permasalahan yang ada di Tanah Air, seperti salah satunya mahalnya harga minyak goreng beberapa waktu lalu.

Ilustrasi resesi global

Photo :
  • U-Report

"Jadi kalau sekarang ada penilaian seperti itu, memang masyarakat melihat bahwa ada beberapa komoditas sedang naik tapi pemerintah sudah bekerja untuk menurunkan itu semuanya," kata Moeldoko.

"Diantaranya harga minyak kemarin yang masih tidak stabil dan Alhamdulillah sekarang sudah menuju stabil. Itu pandangan dari kami bahwa kita juga harus melihat kondisi ekonomi global saat ini seperti apa," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya