Bos OJK Ungkap Alasan Investor Muda Masih Sedikit Masuk ke Pasar Modal

Ketua DK OJK Mahendra Siregar
Sumber :
  • YouTube I’M GenZ

VIVA Bisnis – Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menjelaskan, terdapat tantangan yang cukup besar bagi Indonesia dalam mewujudkan tujuan melek keuangan di seluruh lapisan masyarakat.

Wow! Arab Saudi Bakal Beli Wilayah Ras Ghamila Milik Mesir Rp 564,6 Triliun

Salah satunya yakni soal adanya jurang yang cukup lebar, antara indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan. Sehingga, menurutnya perlu usaha lebih dalam menyosialisasikan masalah literasi keuangan tersebut, kepada masyarakat secara lebih luas lagi.

Bahkan, data OJK sendiri menyebut bahwa indeks literasi keuangan di Indonesia baru mencapai sebesar 38 persen. Sementara capaian untuk inklusi keuangan yakni sudah sekitar 76,19 persen.

Volume Transaksi Meroket, Investasi Aset Kripto Makin Diminati

"Jadi walaupun indeks inklusi keuangan sudah mulai tinggi, yakni sekitar 76,19 persen, namun pengertian masyarakat soal literasi keuangan baru mencapai 38 persen. Jadi baru segitu persentase masyarakat yang benar-benar mengerti mengenai literasi keuangan itu sendiri," kata Mahendra dalam telekonferensi, dikutip, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Ketua DK OJK Mahendra Siregar.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.
Izin Usaha Paytren Dicabut OJK, Ustaz Yusuf Mansur Ikhlas: Semoga Allah Mengampuni Saya

Karenanya, salah satu upaya untuk lebih membuka mata masyarakat akan pentingnya literasi keuangan, adalah melalui kecanggihan digitalisasi yang sangat marak terjadi saat ini. Melalui digitalisasi, masyarakat khususnya para generasi muda atau milenial, akan bisa terdorong untuk melek keuangan dan melakukan investasi berkelanjutan.

"Karena salah satu pendorong utama investor muda masuk ke pasar modal, adalah adanya literasi investasi yang masih tinggi dan semakin mudah diakses terutama melalui media sosial," ujarnya.

Mahendra menambahkan, peran financial technology (fintech) dalam hal ini juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Melalui fintech, dia meyakini bahwa generasi milenial akan lebih tertarik untuk bergabung pada investasi yang berkelanjutan.

"Berdasarkan studi, generasi muda yang berinvestasi justru lebih banyak yang melakukan investasi berkelanjutan dari keseluruhan portofolio mereka, dibandingkan dengan para generasi tua," ujar Mahendra.

"Maka OJK pun akan terus melakukan berbagai program edukasi keuangan, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk layanan keuangan terutama dengan digitalisasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya