OJK Waspadai Kenaikan Suku Bunga The Fed, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI
- istimewa
VIVA Bisnis – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mewaspadai kondisi global yang ada dalam ketidakpastian seperti kenaikan suku bunga acuan serta menguatnya dolar. Karena hal itu berpotensi mempengaruhi kinerja lembaga jasa keuangan (LJK) yang tengah resilien.
Ketua OJK Mahendra Siregar mengatakan, OJK dalam hal ini akan terus memitigasi potensi tersebut terhadap kinerja LJK dan stabilitas sistem keuangan.
"Meningkatnya tren kenaikan suku bunga acuan bank sentral utama global yang disertai dengan quantitative tightening, penguatan dolar AS, serta volatilitas harga komoditas. Ke depan berpotensi mempengaruhi kinerja LJK baik dari sisi portofolio investasi yang dimiliki, likuiditas, risiko kredit, maupun fungsi intermediasi," ujar Mahendra dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2022, Kamis 3 November 2022.
Baca juga: Sri Mulyani Prediksi Kenaikan Suku Bunga The Fed Lebih Tinggi dan Panjang
Mahendra mengatakan, dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah meningkatnya risiko eksternal OJK akan proaktif memperkuat kebijakan prudensial di sektor jasa keuangan.
"OJK akan mengambil langkah langkah proaktif untuk memastikan terjaganya SSK sebagai upaya mitigasi downside risk tersebut. Namun dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Sementara itu, Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau the Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis points (bps). Kini suku bunga acuan The Fed itu menjadi ke kisaran 3,75 persen hingga 4 persen.
Melansir BBC, Kamis 3 November 2022 dari kenaikan itu, the Fed berharap akan meredakan perekonomian dan menurunkan inflasi harga.
Suku bunga the Fed tersebut kini menjadi yang tertinggi sejak Januari 2008 atau tertinggi dalam 14 tahun Namun, langkah the Fed itu juga telah membuat para kritikus khawatir bahwa langkah yang diambil the Fed, akan memicu penurunan ekonomi yang serius.
Gubernur the Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa suku bunga kemungkinan akan naik lagi. Dia mengatakan bahwa spekulasi the Fed berhenti adalah 'prematur'.
"Kami masih memiliki beberapa cara untuk pergi," kata Jerome pada konferensi pers.