Warga di Papua Barat Keluhkan Harga BBM Eceran, Pertalite Capai Rp 30 Ribu di Malam Hari

Penjualan bahan bakar minyak (BBM) eceran dari berbagai jenis cukup marak di Wasior, ibu kota Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Sumber :
  • Antara/HO-Zack Tonu B

VIVA Bisnis – Warga Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mengeluh mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) eceran. Para pedagang di wilayah itu menjual dengan harga mahal.

Punya Sejarah Dengan PAN, Airin Harap Kembali Didukung Pilgub Banten

Salah seorang warga Kampung Wasior II di Wasior, Olipas Rumbobiar menyebut di tingkat pedagang pengecer, harga BBM jenis Pertalite dijual seharga Rp 15 ribu per liter pada siang hari, dan pada malam hari harganya semakin mahal mencapai Rp 30 ribu per liter.

"Harga BBM ini pagi sebesar 15 ribu, sore hari jadi Rp 20 ribu, malam hari bisa naik sampai 30 ribu. Ini bagaimana sudah, kasihan kami rakyat kecil ini," ujar Rumbobiar saat mengikuti kegiatan di aula Kantor Distrik Wasior seperti dilansir dari Antara.

UI Raih Peringkat Pertama Kampus Terbaik Indonesia Versi THE Asia University Rankings 2024

Papua Barat/Ilustrasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

Dia pun meminta Pemkab Teluk Wondama segera turun lapangan menertibkan pengecer-pengecer yang secara terang-terang menjual BBM dengan harga jauh di atas HET dan HEN yang telah ditetapkan kepala daerah.

Anggota Bawaslu di Intan Jaya Ngaku Disandera oleh KKB, Dipalak Rp150 Juta

"Bapak-bapak pejabat sudah lihat mereka (pengecer pinggir jalan) sudah tipu-tipu, kenapa cuma lihat saja (tidak ditindak). Jadi kami minta harus lakukan pengawasan. Bila perlu yang begitu-begitu (pengecer nakal) dikasih sanksi," kata Rumbobiar.

Bupati Sudah Terbitkan Surat Edaran

Sebelumnya Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor telah menerbitkan Surat Edaran Nomor : 338/308/Bup-TW/2022 tertanggal 6 September tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Harga Eceran Nyata (HEN) BBM jenis pertalite dan biosolar.

Dalam SE Bupati Teluk Wondama itu, HET BBM jenis pertalite di tingkat agen/SPBU Kompak ditetapkan sebesar Rp 10.000 per liter dan biosolar sebesar Rp 6.800 per liter. Sementara di tingkat pengecer atau subagen berlaku HEN sebesar Rp 11.500 per liter.

Asisten Bidang Kesra Setda Teluk Wondama Jemmy Suila menyatakan ,harga BBM yang tinggi menjadi salah satu pemicu kenaikan harga barang yang selanjutnya akan mendongkrak inflasi.

Tidak hanya Pertalite, menurut Jemmy harga minyak tanah juga sudah melambung tinggi sehingga sangat memberatkan masyarakat.

Harga minyak tanah bahkan sudah mencapai Rp 10 ribu hingga Rp 12 ribu per liter. Padahal harga normal minyak tanah hanya Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per liter.

Karena itu Jemmy berharap Dinas Perindagkop dan UMKM segera mengambil langkah untuk menertibkan pengecer yang menjual BBM melebihi harga yang telah ditetapkan.

"Diharapkan dinas teknis memperhatikan hal ini karena ini sudah jelas ada edaran bupati untuk kita taati. Kami harap pengawasan dan pengendalian diperkuat karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah semakin menurun karena dianggap pemerintah tidak mampu," kata Jemmy.

Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Ekbertson Karubuy mengklaim pihaknya rutin melakukan pengawasan BBM sejak pembongkaran/pengisian di pelabuhan setelah kapal tiba sampai dengan penjualan di tingkat subagen maupun pengecer resmi.

Ekber menyebut penjualan Pertalite seharga Rp15 ribu bahkan lebih bukan dilakukan oleh subagen maupun pengecer resmi melainkan pengecer liar atau penjual dadakan yang hanya mengejar keuntungan semata.

"Kenaikan harga itu di luar pengecer resmi dan SPBU Kompak. Mereka membeli di pengecer kemudian dijual kembali, itu yang membuat harga BBM semakin mahal. Kalau di sub SPBU atau subagen dan pengecer resmi itu semuanya Rp 11.500 per liter," kata Ekber.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya