Rupiah Melemah ke Rp 15.677 per Dolar AS, Simak Analisisnya

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA Bisnis – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Kamis pagi, 10 November 2022. Terpantau pukul 09.15 WIB, rupiah melemah sebesar 20 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 15.677 per dolar AS, dibandingkan pada penutupan sebelumnya senilai Rp 15.657 per dolar AS.

Melemah ke Level Rp 16.058 Per Dolar AS, Ada Harapan Rupiah Menguat Hari Ini

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) terakhir atau kemarin sore, mematok rupiah di angka Rp 15.654 per dolar AS.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, perekonomian Indonesia di kuartal III-2022 tumbuh di atas ekspektasi. Di mana Produk Domestik Bruto (PDB) nasional berhasil mencetak pertumbuhan 5,72 persen.

Dibuka menguat, IHSG Ditopang Sentimen Positif Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024

"Data otoritas statistik juga menunjukkan, ini merupakan kali empat secara beruntun dalam empat kuartal terakhir, pertumbuhan ekonomi nasional berhasil tumbuh di atas angka 5 persen. Ini semakin menunjukkan prospek cerah perekonomian nasional," kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis, 10 November 2022. 

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

Ibrahim menjelaskan, tingginya pertumbuhan ekonomi RI tersebut karena diuntungkan dari kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia-Ukraina pada Februari lalu. Sebab Indonesia merupakan pengekspor utama batu bara, minyak bumi, emas, nikel, dan minyak sawit.

"Berkat kenaikan harga komoditas ini, ekspor Indonesia tumbuh di angka 21,64 persen (yoy) pada kuartal III-2022, di mana angka ini naik sebanyak 19,74 persen," ujarnya. 

Ibrahim mengingatkan, meskipun pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, pemerintah harus tetap waspada terhadap potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2022 nanti.

Menurutnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Pemerintah di sisa akhir tahun ini Pertama adalah mempercepat belanja modal dan belanja barang karena hingga Oktober 2022 realisasi belanja modal baru mencapai 66,83 persen, sedangkan untuk belanja barang sebesar 66,44 persen. 

Kemudian yang kedua adalah penyesuaian secara moderat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Sehingga perlu dilakukan moderasi suku bunga kebijakan untuk mengikuti perkembangan inflasi yang terjadi selama ini dan sangat dipengaruhi oleh dinamika kondisi global.

"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 15.630-Rp 15.700," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya