Pemerintah Targetkan 400 Ribu Mobil Listrik di 2025, Pengamat: Tantangan yang Sangat Berat

Ilustrasi gambar tempat pengisian kendaraan listrik
Sumber :
  • PT PLN

VIVA Bisnis – Pemerintah melalui Kementerian ESDM, telah menargetkan populasi kendaraan listrik di tahun 2025 mendatang, bisa mencapai 400.000 unit kendaraan roda empat dan 1,7 juta unit kendaraan roda dua. 

Ajak Jalan Wuling Cloud EV di Perkotaan, Tetap Nyaman di Tengah Kemacetan

Konsultan BBM dari The International Council on Clean Transportation, Tenny Kristiana mengatakan, target tersebut akan berlanjut menjadi 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik di tahun 2030, dan akan terus sampai tahun 2050 mendatang.

"Dan dari angka 12.000 kendaraan listrik yang ada sekarang, untuk naik ke target 400.000 kendaraan roda empat di 2025 atau dalam waktu 2 tahun kedepan, itu adalah sebuah tantangan yang sangat berat," kata Tenny dalam telekonfrensi di webinar 'Beralih ke Kendaraan Listrik: Lebih Banyak Manfaat atau Mudharatnya?', Jumat, 14 April 2023.

Mengenal Komponen ICCU yang Bikin Hyundai Recall Ioniq 5 dan Ioniq 6

Namun, Tenny menekankan bahwa transisi peralihan kendaraan listrik saat ini memang sudah sangat urgent, untuk mewujudkan target perubahan iklim. Meskipun di sisi lain, ada pula sejumlah alternatif yang disebut-sebut mampu mendorong target net zero emission agar bisa tercapai.

Salah satunya yakni pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan. Karena jika dibandingkan dari semua tipe kendaraan, dari kendaraan berbahan bakar bensin yang dicampur dengan biofuel sebagai bahan bakar di masa peralihan, banyak yang menganggap bahwa bahan bakar berbasis hidrogen juga bagian dari jawaban terhadap masalah perubahan iklim saat ini.

Motor Listrik Honda Sudah Dijajal Ratusan Pengunjung PEVS 2024

"Karena di sejumlah belahan dunia lainnya juga sedang mencuat bahwa hidrogen ini lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar berbasis energi fosil," ujar Tenny. 

Namun, lanjut Tenny, pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar ramah lingkungan itu harus dibarengu dengan catatan bahwa hidrogennya itu juga harus diproduksi menggunakan energi terbarukan.

Misalnya yakni dari energi matahari, energi angin, ataupun dari energi geothermal atau energi panas bumi sebagaimana yang saat ini sedang marak dilakukan di Indonesia. Meskipun, Tenny juga mengakui bahwa dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mewujudkan pemanfaatan hidrogen sebagai alternatif bahan bakar tersebut. 

"Karenanya, untuk jangka pendek yakni di tahun 2030 mendatang, itu bisa dilihat bahwa kendaraan yang emisinya paling rendah adalah kendaraan listrik sebagai solusinya," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya