Pertamina Bakal Produksi 192 Juta Kaki Kubik di JTB Akhir Mei 2023

Lapangan Unitisasi Gas JTB di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro
Sumber :
  • Istimewa/VIVA/Dewi Rina (Bojonegoro)

VIVA Bisnis – Kapasitas produksi Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) di Bojonegoro, Jawa Timur, yang dikelola Pertamina Ekplorasi dan Produksi Cepu diprediksi bakal segera meningkat akhir bulan ini. Sebab perbaikan peralatan yang menjadi kendala kapasitas produksi penuh telah mencapai progres sekira hampir 75 persen.

Pertamina Geothermal Energy Cetak Laba Bersih US$47,49 Juta Kuartal I-2024

Manager Project GPF & PL, Eki Primudi saat ditemui usai rapat di kantor DPRD Bojonegoro, Jumat (12/05/2023), mengatakan, sejumlah kerusakan peralatan menyebabkan kapasitas produksi penuh (full capacity) gas di JTB menjadi tertunda. Setidaknya ada 4 unit kompresor sedang dalam perbaikan.

"Sekarang sudah hampir 75 persen perbaikan alatnya, sebentar lagi masuk kapasitas penuh, ada 4 compressor kalau tidak ada hambatan lagi dan mohon doanya lagi diakhir Mei bisa mencapai kapasitas penuh," dijelaskan Eki Primudi.

Pertamina Goes to Campus 2024 Resmi Dibuka

Diperkirakan, jika tidak ada hambatan dan isu lainnya maka lapangan unitisasi gas yang terpusat di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini bakal berproduksi kapasitas penuh gas sebesar 192 juta kaki kubik pada akhir bulan Mei 2023.

Manager Project GPF & PL, Eki Primudi

Manager Project GPF & PL, Eki Primudi

Photo :
  • Dewi Rina (Bojonegoro)
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup Usai Rugi Selama 4 Tahun 

"Sisa gas yang belum terjual sebanyak 20 juta kaki kubik itu, informasinya masih tetap ke PKG (Petrokimia Gresik) sebagai buyer. Untuk harga gas JTB yang ditetapkan pemerintah masih sekitar USD6,1 per MMBTU," ujar Eki.

Diketahui sebelumnya, produksi penuh Lapangan Gas JTB yang dikendalikan oleh Pertamina EP Cepu itu sebelumnya direncanakan bisa tercapai paling lambat akhir Maret 2023 lalu. Namun, sampai sekarang ini baru mencapai sales gas rata-rata 75 MMSCFD.

General Manager Gas JTB, Ruby Mulyawan menyampaikan, sampai saat ini lapangan JTB sedang dalam masa commissioning start up (uji coba) dimana beberapa perlengkapan utama pemrosesan raw gas menjadi sales gas sudah berfungsi dan mulai menghasilkan secara bertahap sejak September 2022.

"Walau belum mencapai kapasitas produksi maksimal sesuai design plant, saat ini JTB sudah mencapai sales gas rata rata 75 MMSCFD," ujarnya.

Ruby menjelaskan, ada dua faktor utama yang menyebabkan JTB belum berproduksi penuh, yakni secara teknis dan non teknis. Secara teknis ada permasalahan di propylene compressor, membrane permeate incinerator (MPI), reverse osmosis di water treatment plant yang perlu diperbaiki.

Manager Project GPF & PL, Eki Primudi di sela-sela rapat dengan DPRD Bojonegero

Manager Project GPF & PL, Eki Primudi di sela-sela rapat dengan DPRD Bojonegero

Photo :
  • Dewi Rina (Bojonegoro)

Menurut Ruby, dinamisnya proses trouble shooting pada masa uji coba tersebut sedang ditangani oleh team project. Diharapkan sales gas maksimal 192 MMSCFD sesuai design plant dapat dicapai secepatnya.

"Permasalahan teknis sedang ditangani oleh project team PEPC dan Kontraktor RJJ, dan membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih leluasa agar keandalan dari gas plant dapat dicapai," tegasnya.

Secara non teknis, lanjut Ruby, terdapat kendala finansial yang dihadapi oleh kontraktor utama. Sekarang ini PEPC telah mengupayakan solusi secara optimal dengan melakukan kewajiban pembayaran sesuai kontrak dengan kontraktor utama, PT Rekayasa Industri (Rekind), JGC dan JGC Indonesia (RJJ). (Dewi Rina/tvOne/Bojonegoro)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya