30 Negara Jadi Pasien IMF, Airlangga Ungkap Kondisi Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 3 Mei 2023. (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sebanyak 11 negara sudah mulai sembuh dari statusnya menjadi pasien International Monetary Fund (IMF). Sebab, akibat kondisi dunia beberapa waktu lalu sebanyak 30 negara tercatat masuk kedalam pasien IMF.

Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen, Airlangga: Tertinggi Sejak 2015

"Per hari ini ada 30 negara menjadi pasien IMF, dan 11 baru mulai membaik. Pada saat krisis adalah 1998 itu hanya kurang dari 10 negara, tapi kali ini betul-betul pasca pandemi banyak negara jadi pasien," kata Airlangga di Hotel Grand Sheraton, Gandaria City, Jakarta. 

Dia mengatakan, dunia kini juga mengahadapi permasalahan mulai dari pangan, pupuk energi. Sedangkan untuk Indonesia jelasnya, berhasil menangani permasalahan-permasalahan itu.

Ekonomi Kuartal I-2024 Tumbuh 5,11 Persen di Tengah Gejolak Global, Sri Mulyani: APBN Jaga Daya Beli

Menko Perekonomian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto

Photo :
  • istimewa

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia itu di atas berbagai negara lain, bahkan di antara negara-negara terbesar di dunia G20. Pertumbuhan Indonesia adalah yang kedua kita tumbuh di 5,03 persen," jelasnya. 

BPS Sebut Ketimpangan Gender Menurun pada 2023, Ini Buktinya

Airlangga melanjutkan, PMI Manufaktur Indonesia juga kini berada pada level ekspansif sebesar 52,7, naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 50,3.

"Dan ini adalah level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir, dan di atas negara negara maju seperti Jepang dan Inggris. Kinerja PMI Indonesia juga lebih baik dari Malaysia 47,7 dan Vietnam 46,2 yang mengalami kontraksi," ujarnya.

Airlangga mengatakan, terus menguatnya aktivitas ekonomi membuat PMI Indonesia melanjutkan level ekspansif yang stabil dan berkelanjutan selama 22 bulan beruntun. 

"Ini meningkatkan ekspektasi positif pelaku usaha atas kondisi ekonomi Indonesia, sehingga berpeluang dalam menarik investasi baru ke dalam negeri," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya