Menteri ESDM Tegaskan ASEAN Harus Jadi Pusat Industri Kendaraan Listrik Global

Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar

Bali – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif menegaskan, kawasan ASEAN harus menjadi pusat industri kendaraan listrik global. Hal itu penting guna mendukung pencapaian netralitas karbon pada 2050-2060.

Viral Aksi Pengemudi Mobil Parkir Paralel Secara Ugal-ugalan

Apalagi menurutnya, Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan permintaan energi di ASEAN diperkirakan tumbuh tiga persen pada 2030. Yang, tiga perempat dari permintaan itu, menggunakan bahan bakar fosil. Akibatnya, emisi karbon di ASEAN diperkirakan tumbuh hingga 35 persen dari 2020.

"Kita harus bekerja keras untuk mendorong industri kendaraan listrik dan membuat ASEAN menjadi pusat produksi global," katanya secara virtual pada Forum Energi Asia Timur di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin, 21 Agustus 2023.

Benarkah Kaca Film Mobil Bisa Kedaluwarsa? Ini Jawabannya

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya.

Untuk itu, Arifin mengingatkan pada KTT ASEAN Ke-42 Tahun 2023 di Labuan Bajo, NTT, negara-negara di kawasan Asia Tenggara telah menyepakati kendaraan listrik menjadi upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan dekarbonisasi di sektor transportasi darat. Teknologi menjadi kunci penting dalam transisi energi guna mencapai netralitas karbon.

Mobil Listrik Harga Terjangkau Kia Meluncur Bulan Ini

"Kita harus memperkuat kemitraan untuk meningkatkan variasi yang besar dari teknologi, membuka akses terhadap teknologi dan yang terpenting menciptakan akses yang sama untuk menjangkau teknologi dan pembiayaannya," ajak Arifin kepada para delegasi.

Di sisi lain, ia menambahkan untuk mendukung netralitas karbon, juga perlu upaya lain selain kendaraan listrik, di antaranya sertifikasi gedung yang mengimplementasikan upaya ramah lingkungan dan hemat energi. Kemudian, efisiensi energi di sektor industri melalui elektronifikasi misalnya industri baja hingga semen.

Selain itu, menggunakan bahan bakar ramah lingkungan di antaranya BBM nabati, gas, dan hidrogen untuk kendaraan berat seperti bus dan truk.

wall charging kendaraan listrik di cabang Auto2000

Photo :
  • Arianti Widya

Dalam kesempatan tersebut, Kementerian ESDM memaparkan capaian Indonesia pada 2022 yakni sektor energi mampu menurunkan emisi gas rumah kaca mencapai 91,5 juta ton setara CO2 atau melampaui target mencapai 91 juta ton setara CO2. Sedangkan, efisiensi energi berkontribusi sebesar 22 persen atau sama dengan 20,5 juta ton setara CO2.

Pada 2023, Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca mencapai 116 juta ton setara CO2 dan pada 2024 mencapai 142 juta setara CO2. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya