Harga Beras di Karawang Naik, Pedagang Duga karena El Nino

Ilustrasi harga beras.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Karawang – Harga beras naik. Hal itu terjadi di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan pengakuan pedagang, kenaikan terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

Kenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan Negara

Jajang, seorang pedagang pasar beras di Pasar Baru Karawang mengatakan, kenaikkan sekitar 8-9 persen. Ia menjelaskan, pada awal Agustus 2023, beras medium harganya Rp 11.400 per kilogram. Sebulan berikutnya atau pada awal-awal bulan September, harga beras medium itu naik menjadi Rp 12.400 per kilogram.

“Beras premium, sebelumnya atau pada awal-awal Agustus, harganya Rp 12.150 per kilogram, naik sebulan kemudian menjadi Rp 13.350 per kilogram,” kata Jajang seperti dikutip dari Antara, Kamis, 7 September 2023.

Kawasaki Setop Produksi Ninja 400, Ini Penggantinya

Ilustrasi El Nino

Photo :
  • NASA

Sejumlah pedagang beras di Pasar Baru Karawang menduga kalau kenaikan harga beras di pasaran itu karena keterbatasan pasokan menyusul terjadinya cuaca ekstrem, sebagai dampak dari El Nino.

RUPST Bukit Asam Sepakat Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun, 75 Persen dari Laba Bersih

"Kemungkinan karena panen padi tidak mencukupi permintaan beras di pasaran, sehingga harganya mengalami kenaikan," kata dia 

Sub Koordinator Pengendalian Pangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karawang, Wahyu, menjelaskan, pihaknya akan berupaya mengatasi kenaikan harga beras di pasaran.

Pihaknya berkoordinasi dengan Bulog Karawang, berkaitan dengan ketersediaan dan pembelian beras untuk cadangan pangan.

"Kami akan segera berkoordinasi dengan Bulog, untuk mengatasi kenaikan harga beras itu. Apakah perlu operasi pasar beras atau tidak, itu nanti sesuai dengan koordinasi yang kami lakukan," katanya.

Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, saat kunjungan kerja ke Karawang pada 1 September lalu mengatakan terjadi perlambatan produksi beras di Indonesia pada musim kemarau panjang sebagai dampak dari fenomena El-Nino terhadap sektor pertanian. "Memang terjadi perlambatan produksi akibat El Nino. Namun dapat teratasi ," kata Wamentan.

Ia menyampaikan, terjadi perlambatan produksi sebanyak 1,2 juta ton beras. Meski begitu, produksi beras Indonesia masih tetap cukup dengan total 30 juta ton beras per tahun. Sehingga, sampai saat ini ketahanan pangan di Indonesia masih aman.

"Ini mudah-mudahan bisa masyarakat ketahui untuk tidak terlalu mengkhawatirkan," katanya. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya