Rupiah Loyo, BPS: Inflasi Barang Impor Perlu Diwaspadai

Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) meminta, Pemerintah untuk mewaspadai pelemahan mata uang rupiah ke bulan-bulan berikutnya. Sebab pelemahan rupiah itu akan mengerek imported inflation atau inflasi barang impor.

Nilai Tukar Rupiah Melemah Bikin Harga Motor Yamaha Ikut Naik?

Adapun dalam beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS. Pada Rabu pagi, 1 November 2023 rupiah dibuka melemah sebesar 0,35 persen ke posisi Rp 15.940 per dolar AS.

"Imported inflation memang perlu diwaspadai dalam bulan-bulan ke depan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu, 1 November 2023.

Cadangan Devisa RI Maret Turun Jadi US$136,2 Miliar Buat Bayar Utang dan Stabilisasi Rupiah

ilustrasi impor.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Namun, menurut Pudji, langka pre-emptive yang sudah dilakukan Bank Indonesia (BI) dengan menaikkan suku bunga dapat mengerem permintaan.

Rupiah Melemah Tertekan Fed Tunda Pangkas Suku Bunga hingga Konflik Timteng Memanas

"Langkah pre-emptive dari BI dengan menaikkan suku bunga, juga bisa mampu ngerem sisi permintaan pada komoditas-komoditas dengan komponen impor yang signifikan," ujarnya.

Pudji melanjutkan, untuk dampak pelemahan rupiah terhadap imported inflation biasanya tercermin dari komoditas-komoditas yang diimpor secara langsung maupun bahan baku yang berasal dari impor.

"Jadi baik komoditas itu di impor maupun bahan bakunya, di antaranya misalkan bawang putih selama ini banyak impor, mobil, mie kering instan, roti karena produk-produknya berbahan tepung terigu. Ada tahu tempe karena berbahan baku kedelai," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya