IHSG Keok 1,34 Persen, OJK: Modal Asing Keluar RI Capai Rp 11,61 Triliun

Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan IHSG di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (26/6/2020). (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Jakarta –  Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar melaporkan, pada 27 Oktober 2023, IHSG tercatat mengalami pelemahan 1,34 persen secara year-to-date (ytd). Hal itu seiring dengan investor non-residence, yang mencatatkan outflow di pasar saham sebesar Rp 11,61 triliun.

Meski demikian, Mahendra memastikan bahwa upaya penghimpunan dana melalui pasar modal tetap berlangsung dengan baik. Terutama di tengah meningkatnya volatilitas dan persepsi risiko di pasar keuangan global, yang turut berpengaruh terhadap kinerja pasar modal domestik.

"Kinerja IHSG pada 27 Oktober 2023 tercatat melemah 1,34 persen secara year-to-date (ytd). Investor non-residence mencatatkan outflow di pasar saham sebesar Rp 11,61 triliun," kata Mahendra dalam konferensi pers KSSK di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 3 November 2023.

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar.

Photo :
  • Dokumentasi OJK.

Meski kinerja IHSG mengalami penurunan, Mahendra menyampaikan bahwa tren pertumbuhan jumlah investor pasar modal terus berlanjut dan telah mencapai 11,86 juta investor.

Kemudian, penghimpunan dana korporasi melalui pasar modal juga melanjutkan tren yang sangat baik. Yakni dengan nilai penghimpunan dana per 27 Oktober 2023, yang tercatat mencapai Rp 204,14 triliun termasuk dari 68 emiten baru.

"Hasil tersebut berarti telah melampaui target emisi penghimpunan dana di pasar modal untuk sepanjang 2023, sebesar Rp 200 triliun," ujarnya.

Ilustrasi IHSG.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin
Garap EBT dan Perkuat Anak Usaha, BNBR Ungkap Strategi Bisnis di 2024

Diketahui, sebelumnya Mahendra juga sudah memastikan bahwa sektor perbankan nasional masih mampu tumbuh tangguh, dengan permodalan yang tinggi dan kinerja intermediasi yang positif di tengah ketidakpastian global saat ini.

Hal itu antara lain dapat dilihat dari rasio kecukupan modal perbankan yang mencapai 277,41 persen, serta pertumbuhan kredit secara tahunan yang menyentuh angka 8,96 persen.

RUPST Adaro Energy Sepakat Bagikan Dividen Final US$400 Juta

"Sampai September 2023, kredit tumbuh 8,96 persen secara yoy, menjadi Rp 6.837,3 triliun," kata Mahendra.

Sejalan dengan Grup, Bakrie & Brother Ambil Opsi Kuasi Reorganisasi
Ilustrasi pantau investasi

Kenaikan BI Rate Bisa Jadi Peluang Bagi Investor, Ini Alasannya

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen, dinilai sejumlah pihak justru bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi investor.

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024