Kepala Bapanas: Bantuan Pangan Terbukti Bisa Menekan Inflasi

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan bantuan pangan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat terbukti mampu menekan inflasi. Untuk tahun ini, secara year on year (YoY) inflasi tetap terjaga dengan baik dalam kisaran 2,8 persen.

Dekranas Optimis Lestarikan Kerajinan Nasional Bisa Bantu Dongkrak Ekonomi

Hal tersebut dinilai Arief sangat baik untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bank Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dalam kisaran 4,4-5,3 persen.

“Terbukti inflasi kita sangat baik 2,8 persen, yang itu nggak banyak dicapai negara-negara lain di dunia dan pertumbuhan ekonomi kita di atasnya (infasi). Pak Presiden selalu menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus di atas inflasi,” kata Arief di Media Center Indonesia Maju dengan tema ‘Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan’, yang dikutip Jumat 22 Desember 2023.

InJourney Targetkan 50 Ribu Orang Kunjungi Borobudur saat Perayaan Waisak 2024

Ilustrasi barang pangan pendorong inflasi.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Arief menjelaskan program bantuan pangan juga diterapkan oleh negara lain di dunia, tidak hanya Indonesia saja. Dia pun menceritakan sejumlah kendala yang dihadapi. Dengan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, maka jauh lebih sulit untuk mendistribusikan bantuan pangan tersebut. Kondisi ini dikatakan Arief sangat berbeda dengan negara lain.

Cetak Laba Bersih 2023 Rp 6,8 Triliun, Jasa Marga Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

“Di Indonesia lebih unik lagi karena negara kepulauan. Lebih dari 17 ribu pulau ini kita sudah lakukan bantuan pangan di lebih dari 1,5 juta titik GPM (Gerakan Pangan Murah) dan ini memang satu-satunya di dunia karena negara lain nggak bisa serentak kaya di kita,” ujar Arief.

Mantan Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ini juga menjelaskan, pemerintah terus melakukan inovasi terkait bantuan pangan agar bisa memberikan efek berganda. Adapun lewat bantuan pangan ini, kata Arief, Presiden Jokowi ingin menyerap hasil panen petani dan peternak lokal untuk dibeli oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pangan.

“Jadi ini bukan uang habis pakai, uang hilang. Dibeli dengan harga yang baik kemudian disimpan menjadi CPP atau Cadangan Pangan Pemerintah,” ungkapnya.

“Jadi teman-teman petani hari ini sangat happy setiap ke sawah dengan Pak Presiden membeli di atas Rp7.000 harganya gabah kering siap panen, sehingga bisa dilihat NTP (Nilai Tukar Pertanian) tinggi di atas 113 persen. Dulu 95,28 persen, sekarang 113-114 persen,” sambungnya.

Running news soal inflasi di Times Square New York, AS

Photo :
  • AP Photo/John Minchillo

Lebih jauh Arief menambahkan, program bantuan pangan ini bertujuan untuk pengentasan kemiskinan, penurunan stunting hingga gizi buruk. Bapanas sendiri telah memetakan 74 kabupaten/kota se Indonesia untuk menyasar ke masyarakat rentan tersebut by name by address.

“Ini bentuk perhatian pemerintah kepada masyarakat kelas bawah  atau desil satu yang merupakan keluarga dengan tingkat kesejahteraan rendah,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya