Ekspor RI April 2024 Lesu, Disebabkan Logam Mulia dan Perhiasan

Ilustrasi Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor Indonesia pada April 2024 sebesar US$19,62 miliar, turun dibandingkan Maret 2024 yang sebesar US$22,43 miliar. 

Harga Emas Hari Ini 6 Juni 2024: Produk Antam dan Global Meroket

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, untuk nilai ekspor migas April 2024 mencapai US$1,35 miliar atau naik 5,03 persen. Sedangkan ekspor non migas turun sebesar 14,06 persen dengan nilai US$18,27 miliar.

"Pada April 2024 nilai ekspor mencapai US$19,62 miliar atau turun 12,97 persen dibandingkan Maret 2024," kata Pudji dalam konferensi pers, Rabu, 15 Mei 2024.

SYL Klaim Berkontribusi Pendapatan Negara Rp2.400 Triliun tapi Nama Baiknya Hancur

Konsumen menunjukkan emas batangan yang dibelinya di Butik Emas Logam Mulia, Gedung Aneka Tambang, Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pudji menjelaskan, turunnya ekspor RI pada April 2024 ini, secara bulanan disebabkan oleh penurunan ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata dengan andil sebesar 2,12 persen. Kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya sebesar 1,44 persen, serta kendaraan dan bagiannya 0,77 persen.

Klinik Ekspor Bea Cukai Malang Bawa UMKM ke Pasar Internasional

"Sementara peningkatan ekspor migas didorong peningkatan nilai ekspor gas dengan andil sebesar 0,80 persen," jelasnya.

Adapun secara tahunan, nilai ekspor April 2024 mengalami peningkatan sebesar 1,72 persen. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan ekspor non migas, terutama pada logam mulia dan perhiasan atau permata, barang dari besi dan baja, serta nikel.

Dari total ekspor non migas sebesar US$18,27 miliar itu untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar US$0,30 miliar. Kemudian petambangan dan lainnya US$3,97 miliar, serta industri pengolahan US$14 miliar.

"Nilai ekspor non migas di seluruh sektor mengalami penurunan secara bulanan. Penurunan ini utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan turun 15,95 persen dengan andil penurunan sebesar 11,79 persen," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya