Jokowi Minta Lifting Minyak RI Harus Naik, Ini 3 Strategi Bahlil

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membeberkan strategi untuk menaikkan lifting minyak Indonesia. Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta agar lifting minyak dan gas harus naik.

Waspadai Perang Dagang Jilid II ala Trump, Sri Mulyani: Pasti Akan Berdampak Langsung ke Ekonomi

Bahlil mengatakan, peningkatan lifting ini juga sebagai upaya menuju kekuatan energi Indonesia. Dia menyebut, terdapat beberapa cara untuk menaikkan lifting minyak RI seperti mengaktifkan sumur idle atau sumur tidak digunakan.

"Menaikkan lifting dengan tiga pola, sumur yang idle kita harus aktifkan, sumur yang berjalan harus intervensi dengan teknologi agar meningkatkan kapasitas, yang berikut bagaimana kita mempercepat eksplorasi," ujar Bahlil dalam acara Rakornas Repnas di Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024.

Setoran Pajak Tambang Kendor, Sri Mulyani Ungkap Biang Keroknya

Industri hulu migas (ilustrasi)

Photo :
  • Dok. PHE

Di sisi lain, Bahlil mengatakan saat ini biodiesel B40 sudah ditingkatkan ke B60. "Bahkan kalau teknologi bisa, dalam pandangan Pak Prabowo kita tingkatkan lagi dan segera kita melakukan konversi dari fosil ke mobil listrik. Makanya ini bagian dari kedaulatan, kalau ini mampu kita lakukan insyaAllah clear," ujarnya. 

Sri Mulyani Waspadai Kebijakan Ekonomi AS di Bawah Donald Trump

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar lifting minyak dan gas harus naik. Hal ini usai dirinya bertemu dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati.

Jokowi mengatakan, jika lifting minyak mengalami penurunan terus menerus, akan membuat anggaran negara yang keluar besar untuk melakukan impor minyak dan gas.

"Saya titip yang berkaitan dengan lifting minyak, harus naik, dengan cara apapun harus naik. Sumur-sumur yang kita miliki produktifkan karena begitu produksi turun, uang yang dikeluarkan itu besar sekali," ujar Jokowi dalam agenda Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke 79 Kamis malam, 10 Oktober 2024.

Kepala Negara mengatakan, siang harinya bertemu dengan Sri Mulyani. Pada pertemuan itu, Sri Mulyani mengingatkan agar lifting minyak Indonesia tidak turun. 

Jokowi menyebut, apabila lifting minyak RI turun maka pemerintah akan mengeluarkan ratusan triliun, dan menyebabkan hilangnya devisa.  

"Saya baru tadi siang baru menerima menteri keuangan, Pak ini lifting minyak kita nggak boleh dibiarkan turun terus seperti ini, karena kalau kita hitung kelihatannya hanya kecil turun, hanya 100 turun, 50. Tapi kalau dihitung ke uang berarti impor minyak kita, impor gas itu ratusan triliun yang harus kita keluarkan. Artinya devisa kita hilang," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya