Djoko Kirmanto: Peran dan Populasi Insinyur di Indonesia Masih Rendah

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Klarifikasi Teuku Rassya, Tamara Bleszynski Unggah Pesan "Jangan Tunggu Ibumu Dikubur"
- Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, Kamis 23 Mei 2013, menyatakan pertumbuhan insinyur di Indonesia sangat rendah. Populasi insinyur di Indonesia pun amat kecil.

Nurul Ghufron Bakal Bela Tak Langgar Etik di Sidang Dewas KPK Siang Ini

"Di Indonesia rasio insinyurnya hanya 199 insinyur per satu juta penduduk," kata Djoko saat memberikan sambutan pembukaan Rapimnas dan HUT Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Jakarta.
Projo Muda 'Larang' Jokowi Pulang Kampung ke Solo, Dukung Jadi Ketua Parpol


Menurut Djoko, yang juga menjabat sebagai Dewan pembina PII, kondisi ini menunjukkan Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga. Melihat Thailand yang mempunyai rasio 293 insinyur per sejuta penduduk saja, Indonesia sudah kalah. Apalagi Malaysia dengan rasio 503 insinyur per sejuta dan Singapura 5.700 insinyur per sejuta orang.


Menurut Djokjo, keberadaan dan peran insinyur ini bisa terlihat pada tingkat efisiensi, inflasi dan pertumbuhan ekonomi.


Jumlah insinyur di Indonesia yang sangat kecil ini, menurut Djoko, membuat indeks kesiapan teknologi juga kecil. Indeks indonesia hanya 0,32, lebih rendah dibandingkan Malaysia yang sebesar 0,83 dan Thailand sebesar 0,61.


Selain itu, dalam indeks efisiensi, Indonesia juga lebih rendah. Indeks efisiensi pembangunan Indonesia hanya berada di angka 0,60. Sedangkan Malaysia 0,86 dan Thailand 0,69.


Djoko menambahkan, indeks ketersediaan infrastruktur di Indonesia memang berkembang dalam 5 tahun terakhir. Namun itu tidak cukup untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia.


"Hal ini diindikasikan dengan rendahnya indeks daya saing pembangunan kita yang hanya 0,69. Sedangkan Malaysia nilainya 0,85 dan Thailand sebesar 0,72," kata Djoko. (eh)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya