Indef: Inflasi Akan Makin Tinggi Jelang Lebaran

Harga cabai meroket
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan perekonomian Indonesia sepanjang semester I-2013 telah mengalami berbagai gejolak. Situasi itu memengaruhi pencapaian kinerja yang telah dilakukan pemerintah.

Ekonom Indef, Enny Sri Hartati, Selasa 2 Juli 2013, mengatakan, kajian Indef atas kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan ada sejumlah isu mendasar yang harus segera diselesaikan pemerintah. Upaya itu agar perekonomian tetap tumbuh pada angka yang sudah ditargetkan, sehingga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat.

"Evaluasi ini dimaksudkan untuk menganalisis capaian-capaian indikator perekonomian pada semester I-2013," kata Enny dalam seminar bertajuk "Kajian Tengah Tahun (KTT) Indef" di Hotel Sahid, Jakarta.

Hasil evaluasi ekonomi semester I-2013, menurut Enny, adalah pertama, tekanan sektor moneter meningkat. Angka inflasi sudah mulai meninggi sejak awal 2013, dan akan kembali naik seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan semakin dekatnya Lebaran.

Kedua, peranan stimulus fiskal semakin hilang. Perubahan 2013 tidak menjamin adanya peningkatan kesejahteraan. Yang terjadi justru target penerimaan negara diturunkan, tax ratio turun, defisit keseimbangan primer naik, dan kualitas penyerapan belanja rendah.

"Semuanya ini berujung pada ruang fiskal yang tetap rendah, sehingga daya stimulasi kebijakan dalam mendorong perekonomian juga rendah", jelas Enny.

Ketiga, hilangnya tradisi surplus pada neraca perdagangan membuat upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan semakin tidak mudah dilakukan. Sejauh ini, nilai tambah produk-produk ekspor Indonesia masih rendah.

Keempat, peningkatan investasi masih didominasi sektor capital intensive dan berbahan baku impor tinggi. Kondisi ini membuat urgensi untuk menjadikan investasi sebagai lokomotif utama pertumbuhan ekonomi semakin sulit terealisasi.

Timnas Indonesia U-23 Banjir Ucapan Terima Kasih dari Netizen

Kelima, belum berkembangnya industri bahan baku dan penunjang di dalam negeri berakibat pada lemahnya keterkaitan antara industri hulu serta hilir. Situasi ini mendorong besarnya ketergantungan kepada impor bahan baku.

Keenam, di sisi keuangan, peranan pembiayaan perbankan terhadap dunia usaha belum optimal. Secara makro, alokasi kredit perbankan masih tergolong rendah, rasio kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 30 persen.

Zulhas: Prabowo Dicintai Rakyat karena Ingin Melayani yang Kelaparan Lewat Makan Siang Gratis

Meskipun penyaluran kredit secara keseluruhan meningkat, namun masih berkutat pada sektor non tradable, yang mencapai 75 persen.

Ketujuh, implikasi dari berbagai kendala tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Upaya peningkatan kesejahteraan tidak terealisasi secara nyata. Tingkat pengangguran masih terbuka. Rasionya juga cenderung meningkat.

Aston Villa Tersungkur, Olympiakos Hadapi Fiorentina di Final Liga Konferensi Eropa
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto

Janji Prabowo Subianto ke PAN yang Setia Mendukungnya

Presiden RI terpilih Prabowo Subianto memuji kesetiaan Partai Amanat Nasional atau PAN, yang sejak Pilpres 2014, Pilpres 2019 hingga saat Pilpres 2024 selalu mendukungnya

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024