Sumber :
- Reuters
VIVAnews
- Melambatnya sektor manufaktur di Eropa dan Tiongkok, yang menjerumuskan perusahaan industri logam serta saham Eropa ke level rendah, membuat saham di Amerika Serikat (AS) ditutup menguat.
Faktor lainnya, pembelian rumah AS pada bulan Oktober meningkat tak terduga. Sementara, indeks manufaktur naik dan indeks dari indikator ekonomi utama juga naik lebih dari perkiraan sebelumnya.
Penguatan data ekonomi AS tersebut berhasil mengerek indeks S&P 500, semalam, naik 0,2 persen menjadi 2.052,68, menghapus penurunan sebelumnya sebesar 0,4 persen akibat reli pada saham ritel dan saham energi.
"Pasar merespons kenyataan bahwa kita memiliki fundamental yang solid. Minggu depan, pasar akan ditutup lebih tinggi," ujar Peter Cardillo, Ekonom Pasar dari Rockwell Global Capital, seperti dikutip
CNBC
, Jumat 21 November 2014.
Indeks Russell 2000 berhasil naik 0,7 persen. Papan perdagangan Nasdaq meningkat 26,16 poin atau 0,56 persen ke level 4.701,87. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average mencatatkan peningkatan 0,19 persen ke level 17.719.
Peter menyitir beberapa data, seperti Inflasi AS yang stagnan pada bulan lalu. Ditambah, sektor manufaktur dan jasa di zona Eropa yang jatuh tak terduga. Serta, PMI Tiongkok yang merosot ke angka 50, di luar perkiraan ekonom. Fakta-fakta tersebut yang membuat saham AS mencatatkan rekor.
Baca Juga :
Ada Korban Meninggal Akibat Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Perjalanan KA Terganggu
Baca Juga :
Indonesian Economy Grows 5,11 Percent in Q1 2024
Pembiayaan Kendaraan Listrik Meningkat 338 Persen
Mandiri Utama Finance sebagai anak perusahaan Bank Mandiri yang bergerak dalam bidang jasa pembiayaan, kembali menyelenggarakan MUF Auto Fest 2024 di Jakarta dan digelar
VIVA.co.id
7 Mei 2024