Sumber :
- antara-photo
VIVAnews
- Mantan Sekretaris Menteri BUMN, Said Didu, mengatakan gedung Kementerian BUMN punya 'sejarah' tersendiri. Bangunan ini merupakan saksi krisis yang sempat melanda PT Garuda Indonesia Airlines (Persero).
"Gedung Kementerian BUMN saat ini merupakan saksi bisu penyelesaian krisis Garuda tahun 2006," kata Said dalam keterangannya dikutip Rabu 17 Desember 2014.
Dia mengatakan, kala itu, pemerintah membeli aset tersebut agar tak jatuh ke tangan swasta. Mereka harus 'berjuang' ketika membeli bangunan tersebut.
Pertama, Garuda sempat menolak penjualan gedung itu. "Ada beberapa kali demo karyawan yang menolak. Selain harganya murah, mereka juga tidak mau kehilangan aset strategis," kata dia.
Pemerintah, lanjut Said, dengan bekal dukungan DPR dan Kementerian Keuangan, menyiapkan dana pembelian gedung. Itu pun melalui dana APBN yang dicicil selama tiga tahun.
Baca Juga :
Penghasilan Tukang Parkir Minimarket di Jakarta Capai Belasan Juta per Bulan, Masih Mau Bayar?
Baca Juga :
Benarkah Ada Plastik yang Bisa 'Bunuh Diri'
"Namun, atas pertimbangan menyelamatkan aset Garuda agar tak jatuh ke tangan swasta, Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil, menyetujui pembatalan gedung Danareksa dan membeli gedung Garuda. Pembatalan itu disetujui oleh BPK," kata dia. (one)
Halaman Selanjutnya
"Namun, atas pertimbangan menyelamatkan aset Garuda agar tak jatuh ke tangan swasta, Menteri BUMN saat itu, Sofyan Djalil, menyetujui pembatalan gedung Danareksa dan membeli gedung Garuda. Pembatalan itu disetujui oleh BPK," kata dia. (one)