Sumber :
- Forbes
VIVA.co.id
- Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Rabu sebesar 1,21 persen. Menyusul laporan pemerintah yang menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah AS karena meningkatnya produksi bahan bakar minyak di negara tersebut.
Baca Juga :
2024, Blok Masela Siap Produksi?
Baca Juga :
Pasokan Berlebih Tekan Harga Minyak
Dilansir dari CNBC, Kamis 25 Juni 2015, sementara itu, ketidakpastian tentang perkembangan pembayaran utang Yunani, dan krisis nuklir di Iran menambah kehati-hatian investor dan pedagang.
"Ini akhirnya bisa berubah menjadi tarik ulur antara minyak dan produk yang dihasilkan," ujar Tariq Zahir dari Tyche Capital Advisors di Laurel Hollow di New York.
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent crude turun 96 sen, atau 1,49 persen menjadi US$63,50 per barel. Brent telah terjebak di kisaran US$62-65 kisaran selama dua minggu terakhir.
Sementara itu, minyak mentah AS dipatok sebesar US60,27 per barel, turun 1,21 persen atau sebesar 74 sen dari perdagangan sebelumnya.
Penguatan sedikit yang terjadi pada dolar AS karena adanya prospek suku bunga AS yang lebih tinggi, menambah tekanan pada harga minyak mentah. (one)
Halaman Selanjutnya
Harga minyak mentah berjangka jenis Brent crude turun 96 sen, atau 1,49 persen menjadi US$63,50 per barel. Brent telah terjebak di kisaran US$62-65 kisaran selama dua minggu terakhir.