Sumber :
- Antara/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id
- Kondisi pasar global dan kawasan yang kurang bersahabat diperkirakan akan cenderung menekan pasar pada perdagangan pada Selasa, 28 Juli 2015. Dari internal, sentimen individual terkait rilis laba kuartal dua emiten akan turut memengaruhi sentimen perdagangan hari ini.
"IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) diperkirakan bergerak dengan
support
(batas bawah) di 4745 dan resisten (batas atas) di 4830 cenderung melanjutkan koreksi," kata Analis First Asia Capital David N Sutyanto kepada
VIVA.co.id
Baca Juga :
Arus Modal Mengalir, Cermati Saham-saham Ini
Baca Juga :
Banyak Kontrak Mundur, Laba Adhi Karya Turun
"Sepanjang tahun ini IHSG telah koreksi 8,7 persen (YTD) dan mengonfirmasikan tren
bearish
sedang berlangsung," ucapnya.
Sedangkan dari eksternal, kekhawatiran pasar meningkat atas prospek pertumbuhan ekonomi global yang tengah mengalami perlambatan terutama perhatian pasar terhadap ekonomi Tiongkok. Laba perusahaan industri China Juni turun 0,3 persen (yoy) setelah Mei lalu naik 0,6 persen (yoy) ikut menambah buruk sentimen pasar terhadap perekonomian Tiongkok.
"Faktor Tiongkok ini menambah tekanan atas harga sejumlah komoditas setelah sebelumnya dipicu penguatan dolar AS seiring ekspektasi kenaikan tingkat bunga The Fed. Indeks saham China kemarin anjlok lebih dari 8 persen," kata David.
Dari internal, sentimen pasar digerakkan isu individual terkait rilis laba kuartal dua emiten sektoral yang bakal keluar dalam waktu dekat. Selain itu, nilai tukar rupiah atas dolar yang terus melemah menjadi salah satu pemicu anjloknya kinerja emiten sektoral tahun ini.
Pada perdagangan kemarin arus dana asing kembali keluar dari pasar tercermin dari nilai penjualan bersih asing mencapai Rp576,54 miliar. Sementara pasar saham global ikut terdampak kekacauan yang terjadi di pasar saham Tiongkok.
Indeks Eurostoxx di zona Euro tadi malam anjlok 2,41 persen di 3513,10. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing anjlok 0,73 persen dan 0,58 persen ditutup di 17440,53 dan 2067,64. Pasar dikhawatirkan dengan perkembangan buruk di Tiongkok dan anjloknya harga komoditas.
Kemudian, ekpektasi kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang akhir tahun turut menekan pasar menyusul dimulainya pertemuan The Fed Selasa pekan ini.
Halaman Selanjutnya
"Sepanjang tahun ini IHSG telah koreksi 8,7 persen (YTD) dan mengonfirmasikan tren