Sumber :
- REUTERS/Gary Cameron
VIVA.co.id
- Federal Reserve berencana menaikkan suku bunga pada September tahun ini. Namun, analis menuturkan, devaluasi (pemotongan mata uang) yuan akan menimbulkan kesulitan besar bagi The Fed untuk merealisasikan rencananya itu.
Dilansir CNBC, Kamis 13 Agustus 2015, keputusan mengejutkan China yang tiba-tiba mendevaluasi mata uangnya akan menjadi tantangan baru The Fed, di tengah pelonggaran kebijakan moneter Jepang dan Eropa.
"Semua orang tahu sebelumnya, September nanti menjadi kesempatan The Fed untuk menaikkan suku bunganya. Tetapi, mereka pasti mempertimbangkan hal-hal di luar AS," ungkap Bob Doll, Chief Equity Strategist Nuveen Asset Management.
The Fed selama ini telah mempertahankan suku bunganya mendekati nol sejak Desember 2008.
Baca Juga :
Indeks Saham Wall Street Berakhir Variatif
Doll mengatakan, keputusan China mendevaluasi mata uang dinilai, karena anjloknya kurs yuan hingga 30 persen, yang dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi negara itu.
Baca Juga :
Bursa Wall Street Ditutup Lebih Tinggi
Menurut Doll, saat ini, China sedang berjuang dengan tantangan konsumsi, investasi, dan besarnya arus modal keluar.
Baca Juga :
Saham Apple Pimpin Kenaikan Bursa Wall Street
Dia mengklaim, perlambatan ekonomi China bisa memengaruhi ekonomi Asia-Pasifik, merembet ke Eropa, dan bisa ke Amerika Serikat.
"Kemungkinan ke AS memang kecil, karena ekonomi domestik menyumbang 87 persen pertumbuhan ekonomi nasional," paparnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
"Kemungkinan ke AS memang kecil, karena ekonomi domestik menyumbang 87 persen pertumbuhan ekonomi nasional," paparnya. (asp)