Minyak Bumi Menipis, Perusahaan Migas Terancam Tutup

Pengeboran minyak bumi
Sumber :
  • http://www.oilman.com.au/
VIVA.co.id
- Lebih dari tiga dekade yang lalu, cadangan minyak Indonesia melimpah. Bahkan, minyak menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.


Pada Jumat 4 September 2015, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas, Elan Biantoro, mengatakan bahwa sebelum tahun 1980, sumur minyak Indonesia menyimpan 90 persen minyak dan 10 persen air.


"Jumlah cadangan minyak kita mencapai 20 miliar barel. (Itu) mengalir terus minyaknya," kata dia dalam acara "Media Education and Gathering" di Hotel Aston, Bogor, Jawa Barat.


Elan juga mengatakan, saat itu, harga minyak di Indonesia masih rendah, yaitu sekitar US$10-30 per barel.


Meskipun demikian, dia mengklaim minyak menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Elan menyebut banyak hartawan yang lahir karena bisnis minyak.


"Meskipun harganya rendah, minyak ini dari dulu jadi penyangga ekonomi negara. Jadi tulang punggung negara dari dulu," kata Elan.


Lantas, bagaimana dengan sekarang? Dia menyebut kondisi minyak di Indonesia semakin menipis.


Pasokan Berlebih Tekan Harga Minyak
Hal ini diketahui dari kondisi sumur minyak yang berbanding terbalik dengan tiga dasawarsa yang lalu. Disebutkan, pada tahun 2013 ke atas, cadangan minyak hanya 10 persen, sedangkan air meningkat hingga 90 persen. Belum lagi ditambah harga minyak turun yang membuat perusahaan migas semakin tertekan.

Blok Cepu Tokcer, Produksi Minyak Pertamina Meningkat

"Kalau kondisi ini bertahan lebih dari tiga atau empat bulan, banyak perusahaan migas yang tutup," kata Elan. (one)
Wall Street Terpuruk Diselimuti Kekhawatiran Resesi Global

 Rig minyak

Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah

Tren ini terjadi jelang pertemuan rutin OPEC di Aljazair bulan depan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016