- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapat masukan untuk kembali menggunakan meteran listrik sebagai alat pencatat penggunaan listrik. Namun, perusahaan pelat merah ini masih mempertimbangkan saran tersebut.
"Dipikirkan untuk kembali ke meteran," kata Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, di DPR, Jakarta, Selasa, 8 September 2015.
Sofyan mengatakan bahwa perseroan punya risiko merekrut tenaga kerja baru untuk mencatat penggunaan listrik di setiap rumah tangga, apabila akan menggunakan kembali sistem meteran listrik. Belum lagi ditambah faktor oknum pencatat yang tidak menjalankan tugasnya dengan benar.
"Itu pun banyak oknum pencatat yang tidak mencatat dengan baik. Pada suatu saat, (pencatat) tidak datang ke rumah orang. Tiba-tiba pelanggan disuruh bayar denda luar biasa oleh PLN. Padahal, itu kesalahan oknum. Nah, hal-hal inilah yang biasanya terjadi," kata dia.
Meskipun demikian, Sofyan mengatakan bahwa tidak berarti sistem token dan prabayar merupakan sistem yang sempurna. "Token dan prabayar juga ada kelemahan. Mari kita perbaiki kelemahannya," ujarnya.
![Pekerja memasang kawat baja sebelum pengujian tower transmisi listrik milik PLN. Foto ilustrasi](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2016/10/25/580ee35feaf8d-pemasangan-kawat-baja-sebelum-pengujian-tower-transmisi-listrik-milik-pln_375_211.jpg 640w, https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2016/10/25/580ee35feaf8d-pemasangan-kawat-baja-sebelum-pengujian-tower-transmisi-listrik-milik-pln_375_211.jpg 1920w)