- ANTARA Foto/Puspa Perwitasari
VIVA – Pelatih Indonesia, Luis Milla Aspas, mengaku sangat menikmati tekanan yang didapatnya selama menangani skuat Garuda. Menurut dia, semua itu menjadi bagian yang membuat pekerjaannya semakin menantang.
Seperti diketahui, Luis Milla sudah hampir dua tahun menangani timnas Indonesia. Dia sejak awal ditargetkan untuk membawa skuat Garuda kembali berbicara banyak di kawasan Asia.
Tapi, kenyataan berbicara sebaliknya. Hasil kerja pria asal Spanyol itu masih jauh dari harapan. Pada SEA Games tahun lalu, dia hanya bisa memberi medali perunggu. Padahal, tim besutannya ditargetkan juara.
Kini, Milla kembali dihadapkan pada satu turnamen besar, yakni Asian Games. Targetnya pun tak main-main, yaitu empat besar. Namun, dia merasa dengan adanya beban tersebut, membuatnya semakin tertantang untuk membuktikan kemampuannya.
"Sebagai pelatih, saya sudah biasa bekerja di bawah tekanan. Indonesia rakyatnya banyak, ekspektasi mereka juga tinggi di sepakbola," ujar Milla kepada wartawan.
Jika dirunut sejak awal, belum maksimalnya hasil kerja pelatih 52 tahun bukan karena kapasitasnya tak memadai. Justru itu disebabkan minimnya fasilitas yang menunjang pekerjaannya terutama kompetisi yang tak berjenjang.
"Kalau di Spanyol bisa berhasil karena mereka sudah sejak lama mempersiapkan tim yang membuat di sana banyak pemain berkualitas," kata eks pelatih Spanyol U-21 ini.
"Kalau di sini banyak hal yang perlu diperbaiki. Seperti fasilitas harus diperbaiki, kemudian anak-anak dibuatkan kompetisi muda yang berjenjang, membina dan menciptakan pelatih muda. Tapi, saya punya mimpi indonesia bisa mewujudkan itu." (mus)
Momen Tegang dan Panik Saat Bus Pawai Timnas U-22 Masuk Terowongan Semanggi
Ditengah berjalannya pawai Timnas Indonesia itu terjadi hal yang menegangkan, yaitu momen ketika mobil trans Jakarta yang menjadi kendaraan imnas memasuki terowongan
