Nyawa Suporter Tak Sebanding dengan Gemerlap Industri

Ilustrasi suporter bakar flare saat pertandingan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Haringga Sirla meregang nyawa akibat dikeroyok suporter Pesib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu 23 September 2018. Saat itu, dia hendak menyaksikan tim kebanggaannya, Persija Jakarta berlaga di sana.

Dua Kelompok Terlibat Tawuran di Jogja Sepakat Berdamai, Brajamusti-PSHT Salaman!

Namun, belum lagi pertandingan bergulir, Haringga teridentifikasi sebagai pendukung Persija oleh para suporter Persib. Sontak dia langsung dikejar dan jadi korban pengeroyokan.

Video pengeroyokan pria yang berdomisili di Cengkareng, Jakarta Barat itu beredar di media sosial. Keji, begitulah banyak komentar publik setelah melihat bagaimana Haringga dipukuli.

Video Momen Mengerikan dalam Tragedi Sepakbola El Salvador

"Rivalitas ini sudah kelewat batas. Ini bukan lagi tentang sepakbola. Ini tentang persoalan sosial masyarakat. Ini tentang manusia dan kemanusiaan. Ini tentang kemampuan menahan diri," kata kapten Persebaya Surabaya, Rendi Irwan.

Tak sedikit pula yang meminta agar Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai pemangku kepentingan untuk bertindak tegas. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tindak lanjutnya.

Tragedi Sepakbola El Salvador, 12 Orang Tewas di Stadion

Terkait dengan hukuman tegas, PSSI dan LIB bisa belajar dari Konfederasi Sepakbola Eropa (UEFA). Mengutip The Sun, tim-tim asal Inggris pernah dihukum tidak boleh berlaga dalam kejuaraan di bawah naungan UEFA.

Penyebab awalnya adalah kericuhan dalam pertandingan final Liga Champions antara Liverpool melawan Juventus di Heysel Stadium, Belgia, 2 Juni 1985. Ketika itu, sekelompok suporter The Reds menerobos pagar pembatas yang memisahkan dengan suporter lawan.

Keributan pun tak terhindarkan dan mengakibatkan 39 korban meninggal dunia, dan sekira 600 orang mengalami luka-luka. Melihat hal itu, UEFA menjatuhkan sanksi tegas.

Federasi Sepakbola Inggris (FA) yang seharusnya melawan justru memberi dukungan. Mereka rela tim-tim asal Negeri Ratu Elizabeth terkena hukuman, karena itu bagian dari pembelajaran bagi suporter.

Menghukum tim-tim asal Inggris tentu jadi perjudian sendiri bagi UEFA. Mengingat animo suporter dari sana terbilang tinggi. Dari segi industri, tentu akan merugikan bagi penyelenggara dan sponsor.

Tapi, tak ada yang lebih penting bagi UEFA selain rasa kemanusiaan dalam sepakbola. Kericuhan antarsuporter, apalagi harus menelan korban jiwa tak boleh dibiarkan terus-menerus terjadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya