Marko Simic Mau Naturalisasi Jadi WNI, PSSI Jangan Tertipu

Striker Persija, Marko Simic
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Beberapa hari belakangan, media sosial sempat diramaikan dengan kabar Marko Simic bersedia menjadi Warga Negara Indonesia. Penyerang Persija Jakarta itu mengungkapkan niatnya menjadi WNI saat diwawancarai salah satu media Kroasia.

Jelang Lawan Guinea, STY Cemas dengan Timnas Indonesia: Lini Belakang Hampir Runtuh

Indonesia memang memiliki daya tarik tersendiri bagi para atlet yang berkecimpung di dunia si kulit bundar. Bagaimana tidak, sudah banyak pemain asing yang terpikat dan akhirnya memilih untuk tinggal di Indonesia.

Christian Gonzales, Ilija Spasojevic, dan Alberto Goncalves, adalah beberapa nama pemain asing yang akhirnya dinaturalisasi. Terbaru, niat serupa diungkapkan Simic.

Shin Tae-yong Beri Kabar Buruk Jelang Timnas Indonesia U-23 Vs Guinea

Selama bermain untuk Persija sejak 2017 silam, penyerang asal Kroasia itu memang menjadi fenomena baru. Penampilannya langsung moncer dan membawa Macan Kemayoran juara Liga 1 musim 2018.

Tapi, tetap saja, naturalisasi bukanlah hal sembarangan. Seluruh persyaratan harus dipenuhi sebelum bisa mendapatkan paspor Indonesia.

Justin Hubner dan Zahra Muzdalifah Bertemu di Cerezo Osaka

Pun, jika tujuannya adalah menjadi pemain Timnas, PSSI tak bisa asal. Induk sepakbola Tanah Air itu harus bersikap tegas dan belajar dari masa lalu.

Diungkapkan mantan pemain Timnas, Imran Nahumarury, PSSI harus benar-benar menyeleksi setiap aspek andai Simic memang benar dinaturalisasi. Terpenting, mengenai usianya.

Menurut UU No.12 Tahun 2006, salah satu syarat untuk mengajukan permohonan naturalisasi adalah minimal tinggal selama lima tahun berturut-turut atau tak berturut-turut selama 10 tahun.

Simic saat ini sudah berusia 32 tahun dan baru berjalan empat tahun di Indonesia. Itu berarti dia baru bisa naturalisasi setidaknya di 2022 saat usianya mencapai 34 tahun.

"Kualitasnya memang bagus tapi targetnya mau jangka pendek apa panjang. Kalau jangka pendek ya bisa, misal Piala AFF. Singapura juga naturalisasi, targetnya Tiger Cup atau Piala AFF, dan itu berhasil. Cuma setelah itu mereka langsung mengalami penurunan performa," ujar Imran saat dihubungi wartawan.

Pria asal Ambon itu mengingatkan jika PSSI harus belajar dari negara tetangga yang memikirkan jangka panjang. Jangan sampai terlena dengan performa di lapangan karena usia tak bisa berbohong.

Tengok saja ketika Skuat Garuda berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Penampilan tim yang kala itu dipimpin Simon McMenemy hancur lebur lantaran kehabisan stamina.

"Kalau naturalisasi lihat umur. Ambil yang usia belasan atau awal 20-an karena mereka jangka panjang dan masih berada di usia emas. Jangan yang sudah 30-an karena sudah bukan usia produktif. Paling menjadi keuntungan buat klub untuk mengurangi kuota asing," kata Imran.

Lebih lanjut, Imran juga mengingatkan jika saat ini Timnas dilatih oleh Shin Tae-yong yang lebih mengedepankan pemain muda.

"Coba lihat skuad yang dipanggil Shin Tae-yong lebih banyak diisi pemain muda. Itu berarti targetnya jangka panjang, tak cuma Piala AFF. Belajar lah dari masa lalu, kalau naturalisasi ambil yang usia muda," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya