Dimensi Sepakbola Kerja Keras Pemburu Mimpi di Garuda Select

Para pemain Garuda Select merayakan gol
Sumber :
  • Mola TV

VIVA – Bicara film superhero Marvel, kita akan dihadapkan dengan berbagai dimensi, atau biasa disebut sebagai multiverse. Pun dengan sepakbola, yang memiliki banyak dimensi karena karakter pemain yang berbeda.

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming: Ada Final Chelsea Vs Liverpool dan Semifinal Liga 2

Setiap tim, punya karakter berbeda dan akan membawa para penikmatnya merasakan aura tak sama dalam setiap performanya.

Atletico Madrid contohnya. Memiliki dimensi permainan dengan berlandaskan kerja keras dari seluruh pemain.

Resmi, Jeka Saragih Debut di UFC Lawan Petarung Amerika

Teknik, nomor dua. Terpenting adalah kerja keras. Mirip dengan prinsip dari pelatihnya, Diego Simeone.

"Kerja keras bukan hal yang bisa ditawar," begitu kata Simeone.

Garuda Select: 2 Pemain Tak Masuk Pemanggilan Asprov PSSI Jatim dan Jateng

Prinsip Simeone sejatinya sama dengan yang dimiliki oleh Dennis Wise, Direktur Teknik Garuda Select. Selama masih aktif bermain, Wise punya gaya yang lugas.

Mirip dengan Simeone, tapi Wise tak memiliki keunggulan fisik yang sama. Tubuh Wise terbilang lebih kecil, karena posturnya cuma 1,68 meter.

Namun, Wise tak ragu bermain keras dan melepaskan tekel-tekel menakutkan seperti yang dilakukan oleh Simeone.

Eks gelandang Chelsea, Dennis Wise

"Cukup hajar dia, selesai. Jangan sampai dipermalukan," kata Wise saat memberi instruksi kepada bek Garuda Select, Fajar Fatur Rahman, ketika laga melawan Queens Park Rangers dalam tayangan Dream Chasers Mola TV Episode 17.

Masa bodoh dengan ucapan lawan. Apa pun itu, terpenting kerja keras di lapangan. Gaya main tak jadi masalah. 'Do It Our Way' itu yang selalu dikatakan para pelatih Garuda Select dan menjadi judul dalam tayangan Dream Chasers Episode 19.

Di episode tersebut, para pemain dituntut untuk terus bekerja lebih keras saat melawan Preston North End. Hasil di musim pertama saat melawan Preston, diharapkan tak terjadi.

Ya, kala itu, Garuda Select kalah dengan skor 0-2. Dan, kekalahan serupa tak mau diulangi lagi tentunya oleh Garuda Select.

Sejumlah skema akhirnya disusun tim pelatih. Para pemain Garuda Select, tepatnya sepanjang Februari 2020, menyiapkan sejumlah skema permainan yang berbeda dari biasanya. Mereka dihadapkan pada permainan keras dan tanpa basa-basi Preston.

Mengapa? Karena Preston memiliki postur yang lebih unggul atas Garuda Select. Tubuh mereka lebih besar dan ototnya begitu padat.

Permainan bola-bola panjang pastinya jadi andalan mereka. Dan, memang kenyataannya seperti itu karena VIVA menyaksikannya sendiri kala meliput langsung Garuda Select, Februari 2020 lalu.

Instruksi tim pelatih Garuda Select jelas kala itu. Para pemain harus tanpa kenal lelah mengejar bola. Bermain dengan determinasi tinggi dan berupaya menguasai lapangan tengah.

Para pemain depan pun diminta untuk terus menekan, menjadi sistem pertahanan pertama di dalam tim. Bagus Kahfi dan Rafli Asrul tak tinggal diam.

Bek Garuda Select, Fajar Fathur Rachman

Saat bola hilang, mereka selalu mengejarnya. Para pemain belakang Preston pun kerepotan.

"Tekan dengan cepat, karena mereka pasti kerepotan," ujar Wise.

Instruksi sederhana, tapi punya makna. Karena, dengan instruksi ini, para pemain dipacu untuk berlari tanpa lelah. Bekerja keras untuk bisa memenangkan laga. Tak peduli bagaimana caranya.

Namun, mereka bukan cuma main dengan urat. Tapi, juga dengan kecerdikan. Dalam laga melawan Preston, Garuda Select memadukan kerja keras dan kecerdikan dalam memanfaatkan ruang.

Dimensi berbeda, tapi bisa sempurna kala keduanya bisa dimainkan dengan selaras.

Pelajaran berharga bagi para pesepakbola muda Indonesia masa kini. Dan, semua bisa disaksikan lewat tayangan Dream Chasers Mola TV dengan memanfaatkan paket Corona Care.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya