Manchester United Sampai Persebaya, Kini Cuma Ditonton 88 Suporter

Eric Djemba-Djemba dalam sesi latihan Persebaya Surabaya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

VIVA – Pada musim 2015 lalu, Liga Indonesia dihebohkan dengan kedatangan Eric Djemba-Djemba ke Persebaya Surabaya. Sayang, kompetisi ketika itu terhenti sehingga kontraknya diputus.

Hadapi MU, Atletico Madrid Tak Mau Terkecoh dengan Magis Ronaldo

Sempat coba bertahan beberapa waktu di Indonesia, Djemba-Djemba merasakan atmosfer kompetisi antarkampung (tarkam). Dia ikut dengan Persewangi Banyuwangi dan Persipa Padalarang.

Karier pemain asal Kamerun itu jelas menukik tajam ketika datang ke Indonesia. Sebab, 10 tahun sebelumnya dia merupakan salah satu pemain raksasa Premier League, Manchester United.

Manchester United Diganggu COVID-19 Jelang Lawan Atletico Madrid

Dia sempat dipinjamkan oleh MU ke Aston Villa dan Burnley. Hingga akhirnya pada 2007 memutuskan untuk merantau ke Timur Tengah dan bermain untuk Qatar SC.

Mulai dari sana, gelandang yang mencatatkan 34 penampilan bersama Timnas Kamerun itu menjadi petualang. Liga Denmark, Israel, Skotlandia, dan India dia ikuti.

Harry Maguire Belum Pantas Jadi Kapten Manchester United

Namun kini, nasib Djemba-Djemba tidak lebih baik ketimbang saat dia memilih ke Indonesia. Dikutip dari The Sun, pria berusia 37 tahun sekarang bermain untuk klub Divisi 5 Swiss, FC Vallorbe.

Dia pun dibanding-bandingkan ketika bermain untuk MU. Tampil di Old Trafford Stadium, ada 78 ribu penonton yang menyaksikannya dari tribun.

Akan tetapi, di FC Vallorbe cuma ada 88 suporter yang menyaksikan timnya saat bertanding. Djemba-Djemba tak ingin bersedih, karena yang utama adalah menyalurkan hasratnya bermain sepakbola.

"Saya mencintai sepakbola. Ketika saya selesai latihan, saya senang masih bisa membawa bola atau botol air minum," ujarnya.

Djemba-Djemba bisa datang ke Swiss juga tak sembarangan. Dia diajak oleh teman semasa kecil, Jacques Etonde. Langkah ini tak lepas dari upaya mereka mewujudkan mimpi lama bisa bermain bersama di Eropa.

"Ini adalah mimpi masa kecil kami bisa bermain bersama di Eropa, setelah kami tumbuh besar bersama di Afrika," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya