Grup Neraka Liga Champions Membara, PSG dan MU dalam Bahaya

RB Leipzig vs PSG
Sumber :
  • instagram

VIVA – Saat undian penyisihan grup Liga Champions dihelat, banyak yang menyebut jika Grup H merupakan grup neraka. Sebab, di situ bercokol dua raksasa Manchester United dan Paris Saint-Germain.

Brasil Tunda Kirim Kendaraan Lapis Baja ke Israel Senilai Rp 2,3 Triliun, Ini Alasannya

Dua tim lain yang berada di grup ini juga tak bisa dianggap enteng. Ada RB Leipzig yang berstatus sebagai semifinalis Liga Champions musim lalu. Belum lagi ancaman Istanbul Basaksehir yang merupakan juara Liga Turki 2019/20.

Memasuki matchday 3, sebutan grup neraka memang benar adanya. Empat tim yang berada dalam Grup H masih berpeluang lolos ke babak 16 besar.

Klasemen Serie A: Juventus dan Bologna Pastikan Tiket ke Liga Champions

Pemain Istanbul Basaksehir rayakan gol Demba Ba ke gawang MU.

Photo :
  • instagram.com/ibfk2014

Manchester United yang dalam dua laga awal selalu menang, terjungkal di matchday 3. Setan Merah takluk 1-2 dari Istanbul Basaksehir di Basaksehir Fatih Terim Stadium.

Demi Ongkosi SYL ke Brasil, Dirjen Kementan Bela-belain Sunat Anggaran

Kondisi MU dialami tim favorit lainnya PSG. Finalis musim lalu ini kalah 1-2 dari RB Leipzig di Red Bull Arena.

Pemain RB Leipzig

Photo :
  • instagram

Nasib MU masih lebih baik dari PSG. Setan Merah bercokol di puncak klasemene dengan 6 poin. Mereka unggul head to head dari Leipzig yang mengoleksi poin sama. Sementara itu, PSG dan Basaksehir sama-sama menorehkan 3 poin.

Pelatih MU dan PSG sama-sama digoyang usai kekalahan tadi. Meski di Liga Champions masih berada di puncak, Setan Merah terpuruk di peringkat 15 Premier League.

"Saya menolak berkomentar soal itu (rumor pemecatan). Tentu saja, ini baru awal dan selalu ada opini di luar sana," kata pelatih MU, Ole Gunnar Solskjaer dilansir Mirror.co.uk.

"Saya harus tetap kuat. Saya dipekerjakan oleh kkub dab saya bekerja dengan kemampuan terbaik bersama staf saya," tegasnya.

Setali tiga uang dengan nasib pelatih PSG, Thomas Tuchel. Kemampuannya mulai diragukan, meski musim lalu eraih treble domestik sekaligus menembus final Liga Champions, sebelum takluk dari Bayern Munich. Hal ini disayangkan gelandang PSG, Marquinhos.

"Tentu saja (kami mendukung Tuchel). Kami tahu seperti apa sepakbola. Dia adalah pelatih yang memberikan musim terbaik dalam sejarah klub. Sepakbola tak punya kesabaran," kata Marquinhos dilansir Goal.

"Kami butuh fokus pada hal-hal yang nyata. Saat ini, dia pelatih kami dan kami mempercayainya. Jika semuanya tak berjalan baik, itu bukan hanya kesalahan pemain. Para pemain juga bisa melakukan hal dengan lebih baik," tegas pemain asal Brasil ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya