Sumber :
- Reuters
VIVA.co.id
- Gangguan terhadap kelangsungan pertandingan cabang olahraga sepakbola di SEA Games 2015, Singapura, terus berdatangan. Usai isu pengaturan skor, kali ini kenyamanan penonton diusik dengan adanya tiket palsu yang beredar.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Maskapai di Vietnam Kerahkan Pramugari Berbikini
Laporan terkait tiket palsu di pertandingan cabor sepakbola SEA Games 2015 mulai marak sejak awal pekan ini. Pihak kepolisian mendapat laporan bahwa banyak ditemukan tiket palsu untuk laga akbar Grup B antara Vietnam kontra Thailand, di Stadion Bishan, Rabu 10 Juni 2015.
Baca Juga :
Badan Berotot Ini Hebohkan Dunia Kuliner
Temuan ini segera ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian Singapura. Dan akhirnya, mereka berhasil menangkap dua tersangka yang memalsukan tiket pertandingan tersebut.
Identitas keduanya hingga kini masih dirahasiakan. Namun, yang pasti keduanya merupakan pria yang usianya ada di kisaran 29 tahun dan 31 tahun. Mereka terancam kurungan 10 tahun penjara dan denda.
Dari hasil investigasi, keduanya sudah memalsukan 226 lembar tiket duel Vietnam versus Thailand. Dipastikan, penonton yang memegang tiket tersebut tak bisa masuk ke dalam stadion.
"Kami meminta kepada publik untuk berhati-hati dalam membeli tiket yang bukan berasal dari vendor resmi dan segera melaporkannya ke panitia melalui penjual tiket resmi," begitu pernyataan resmi kepolisian Singapura seperti dilansir Today Online.
Ini adalah insiden kedua yang melnda cabor sepakbola SEA Games 2015. Sebelumnya, empat orang yang menjadi agen pengaturan skor ditangkap otoritas keamanan Singapura. Dan salah satunya merupakan warga negara Indonesia.
Keempatnya terbukti berupaya menyuap beberapa pemain Timor Leste untuk mengalah dari Malaysia di laga pembuka SEA Games, 30 Mei 2015 lalu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Identitas keduanya hingga kini masih dirahasiakan. Namun, yang pasti keduanya merupakan pria yang usianya ada di kisaran 29 tahun dan 31 tahun. Mereka terancam kurungan 10 tahun penjara dan denda.
