Sumber :
- www.tonimikulka.com
VIVA.co.id
- Nasib buruk yang dialami Indonesia ternyata diikuti Kuwait. Negara Timur Tengah ini juga mendapatkan sanksi dari FIFA, karena adanya campur tangan pemerintah dalam pembuatan aturan olahraga yang baru.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Dengan adanya sanksi ini, maka klub dan juga timnas Kuwait dilarang tampil dalam sepakbola internasional. Ini akan berlaku sampai sanksi dicabut.
"Hari ini, 16 Oktober 2015, Asosiasi Sepakbola Kuwait (KFA) dijatuhi sanksi sampai aktu yang belum ditentukan. Hukuman ini berdasarkan keputusan dari Komite Eksekutif FIFA dalam rapat pada 24 dan 25 September. Kami sudah memberikan waktu sampai 15 Oktober 2015 untuk perubahan aturan olahraga di Kuwait," demikian bunyi pernyataan resmi FIFA.
FIFA dalam situs resminya menyebutkan, sanksi ini baru akan dicabut jika KFA dan anggotanya mampu menjalankan aktivitas dan kewajiban secara mandiri. Tentu saja tanpa campur tangan pemerintah.
"Sebagai hasil dari sanksi ini, tak ada tim dari Kuwait dalam bentuk apapun (termasuk klub) yang bisa tampil di ajang internasional (artikel 14 bagian 3 statuta FIFA). Tak ada pula KFA dan anggotanya, ataupun ofisial yang bisa mengambil manfaat dari setiap program pembangunan, kursus, maupun pelatihan dari FIFA atau AFC," demikian lanjut pernyataan itu,
Tentu saja ini kerugian besar untuk Kuwait. Pasalnya, Al-Azraq melakoni start bagus di Kualifikasi Piala Dunia 2018. Mereka menempati posisi 2 Grup G dengan 10 poin dari 5 laga, hasil 3 kemenangan, sekali seri, dan sekali kalah.
Dengan adanya sanksi ini, maka Kuwait tak bisa melanjutkan kiprah di Kualifikasi Piala Dunia. Ini merupakan kali ketiga mereka terkena sanksi, setelah 2007 dan 2008.
Sanksi yang diterima Kuwait mirip dengan yang diterima Indonesia. Indonesia menerima sanksi FIFA pada Mei 2015 lalu, sehingga dilarang berkecimpung di sepakbola internasional.
Halaman Selanjutnya
FIFA dalam situs resminya menyebutkan, sanksi ini baru akan dicabut jika KFA dan anggotanya mampu menjalankan aktivitas dan kewajiban secara mandiri. Tentu saja tanpa campur tangan pemerintah.
