Sumber :
- ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
VIVA.co.id
- Dibatalkannya turnamen QNB Cup Championship 2015 oleh PT Liga Indonesia karena tidak mendapat lampu hijau dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) membuat Indonesia terancam tanpa kompetisi sepakbola profesional pada 2015 ini. Hal itu membuat agen pesepakbola menjadi resah, karena nasib para pemain di bawah naungannya tidak menentu.
Terlebih, sepakbola merupakan satu-satunya tempat para pemain mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Tak ingin nasib para pemainnya tidak pasti, kini agen-agen pemain yang ada di Indonesia coba membidik kompetisi di luar negeri yang mungkin bisa menjadi alternatif.
"Skenario terburuk menunggu
opening transfer window
di Thailand, Malaysia, Singapura, atau Jepang. Bagi saya yang penting berusaha untuk melindungi pemain," ujar CEO Munial Sport Group, Mulyawan Munial.
Bermain di luar negeri, bagi para pemain yang berada di bawah naungan Muly bukan dengan tujuan mencari peluang mendapatkan gaji yang lebih besar. Dia mengaku, saat ini para pemainnya rata-rata berusia muda. Sehingga tujuan menimba pengalaman jauh lebih penting.
"Kalau menurut saya, bagi pemain muda tidak perlu melihat uang dulu. Yang penting pengalaman, dan mereka bisa berkembang menjadi pemain lebih baik," beber Muly.
Langkah Tegas PSSI Basmi Sepakbola Gajah di Liga 3
Sepakbola Indonesia kembali tercoreng dengan adanya aksi tak sportif yang mengindikasikan munculnya sepakbola gajah. Itu terjadi di Liga 3.
VIVA.co.id
14 Maret 2022
Baca Juga :