Keluhan Aturan Water Break di Piala Jenderal Sudirman

Asisten pelatih Timnas Indonesia, Bima Sakti.
Sumber :
VIVA.co.id
- Sama halnya dengan Piala Sudirman, dalam ajang Piala Jenderal Sudirman juga digunakan sistem water break. Panitia sengaja memberlakukan aturan tersebut guna mencegah kelelahan dan mengindari dehidrasi pemain.


Sejatinya regulasi istirahat di tengah laga tersebut bakal menguntungkan para pemain. Tapi pada prakteknya, ternyata ada juga kerugian yang dirasakan. Cotohnya seperti yang diungkapkan kapten Persegres Gresik United, Bima Sakti.


Pemain senior itu merasa water break malah membawa petaka bagi timnya ketika menghadapi Persipasi Bandung Raya. Sebab Gresik United yang sempat unggul, malah harus kebobolan usai istrirahat sejenak.
Arema Cronus Hantam Gresik United di Duel Perdana


Babak I: Dua Gol Vizcarra, Arema Ungguli Gresik United
“Sebelum water break kami unggul, tapi setelah itu kami kehilangan fokus dan konsentrasi,” kata Bima Sakti, usai pertandingan yang akhirnya dimenangkan PBR dengan skor 3-2 itu.

Jelang PGK, Gresik United Tunjuk Pelatih Baru

“Permainan kami tak berkembang, pengalaman melawan Sriwijaya dulu juga begitu, setelah waterbreak pemain kurang konsen. Ini pelajaran buat kami,” sambungnya.


Hal berbeda disampaikan oleh kapten PBR, Kim Jefry Kurniawan. Menurut mantan pemain Persema Malang ini, timnya bisa memanfaatkan waterbreak sehingga mampu mencetak tiga gol balasan meskipun.


“Kami ganti formasi setelah water break dan mendominasi permainan. Ada beberapa kesempatan untuk cetak gol dan akhinya betul-betul bisa membuat gol. Jika pemain kami 11 orang saya yakin kami bisa mencetak gol lebih banyak,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya