Sumber :
- REUTERS/Darren Staples
VIVA.co.id
- Duel Chelsea melawan Paris Saint Germain di Liga Champions sudah sepekan berlalu. Namun perang kata-kata antara manajer Chelsea Jose Mourinho dan legenda Liverpool Graeme Souness terus berlanjut.
Pertikaian keduanya berawal saat Souness mengkritik sikap para pemain Chelsea yang sukses memaksa wasit agar mengusir pemain PSG Zlatan Ibrahimovic di laga
leg kedua babak 16 besar, Rabu pekan lalu.
Baca Juga :
MU Mainkan Mkhitaryan Lagi, Mourinho Tidak Puas
Pertikaian keduanya berawal saat Souness mengkritik sikap para pemain Chelsea yang sukses memaksa wasit agar mengusir pemain PSG Zlatan Ibrahimovic di laga
Baca Juga :
Scholes Ramal MU Paceklik Trofi 2 Tahun
Kritikan itu langsung dibalas Mourinho yang mengatakan Souness seseorang yang frustrasi karena kariernya sebagai pelatih tidak secemerlang seperti saat dia masih berstatus sebagai pemain sepakbola.
Tapi ejekan Mourinho tidak mengubah pendapat Souness soal sikap tak pantas para pemain Chelsea. "Dia berhak berpendapat, tetapi tidak akan mengubah saya," kata Souness dilansir
Tribal Football
, Senin, 16 Maret 2015.
Menurutnya, Chelsea punya kualitas lebih baik dari PSG dan seharusnya mereka hanya fokus cara memenangi laga tersebut. Tapi Chelsea dianggap hanya fokus bagaimana cara mengeluarkan pemain terbaik lawan di laga itu.
"Memaksa agar lawan dihukum melalui cara berlebihan tampaknya menjadi prioritas mereka dan itu terlihat lebih penting buat Chelsea daripada fokus menguasai permainan melawan PSG."
"Padahal mereka punya kualitas untuk menang dari PSG. Mereka sebenarnya tim yang lebih baik daripada yang mereka tunjukkan di laga tersebut. Saya marah dan sedih dengan pendekatan yang mereka lakukan itu."
![vivamore="
Baca Juga
:"]
Cedera, Van Persie Malah Asyik Dugem di Bar Mewah
Kekalahan yang Membuat ManCity Sulit Pertahankan Gelar
7 Fakta Menarik Tercipta Usai MU Tumbangkan Spurs
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Kritikan itu langsung dibalas Mourinho yang mengatakan Souness seseorang yang frustrasi karena kariernya sebagai pelatih tidak secemerlang seperti saat dia masih berstatus sebagai pemain sepakbola.