Sumber :
- liverpoolfc.tv
VIVA.co.id
- Isu rasisme dalam sepakbola ternyata masih banyak dijumpai, sekalipun di kompetisi terbaik di dunia. Liga Inggris yang disebut sebagai kompetisi sepakbola nomor wahid di dunia, juga tak serta merta bisa menendang jauh isu rasisme.
Kabar soal rasisme baru-baru ini dihembuskan oleh legenda hidup Liverpool, John Barnes. Barnes merupakan seorang mantan pemain sekaligus pelatih dengan dua kewarganegaraan Jamaika-Inggris.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Kabar soal rasisme baru-baru ini dihembuskan oleh legenda hidup Liverpool, John Barnes. Barnes merupakan seorang mantan pemain sekaligus pelatih dengan dua kewarganegaraan Jamaika-Inggris.
Menurut Barnes, publik sepakbola Inggris hanya mempercayai orang kulit putih untuk menjadi seorang pelatih. Barnes juga melihat jika para pelatih berkulit putih selalu menjadi prioritas utama dibandingkan dengan mereka yang berkulit hitam.
"Seorang pelatih kulit putih bisa segera mendapat pekerjaan ketika baru kehilangan pekerjaannya. Dan sedikit pelatih kulit hitam yang mendapat pekerjaan baru ketika kehilangan pekerjaan," ujar Barnes dikutip Mirror.
"Yang saya lihat dari masyarakat adalah berapa banyak pelatih berkulit hitam yang berdiri di jajaran tinggi dalam industri apapun? Jurnalisme, politik, jadi apa bedanya dengan sepakbola?" imbuh Barnes.
Pada kenyataannya, memang hanya ada 6 orang pelatih berkulit hitam yang menukangi klub-klub Liga Inggris. Keenam pelatih tersebut antara lain, Chris Ramsey (Queens Park Rangers), Chris Powell (Huddersfield), Chris Hughton (Brighton), Fabio Liverani (Leyton Orient), Keith Curle (Carlisle), dan Jimmy Floyd Hasselbaink (Burton Albion). (one)
![vivamore="Baca Juga :"]
Klub Qatar Akui Tengah Bernegosiasi dengan Xavi
Eks Bintang MU Kasihan Lihat Lapangan Jelek di Indonesia
Mantan Bintang MU Semangati Timnas U-23 Jelang Lawan Korsel
[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Menurut Barnes, publik sepakbola Inggris hanya mempercayai orang kulit putih untuk menjadi seorang pelatih. Barnes juga melihat jika para pelatih berkulit putih selalu menjadi prioritas utama dibandingkan dengan mereka yang berkulit hitam.
