- Action Images via Reuters / Carl Recine
VIVA.co.id – Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, dikenal sebagai sosok ramah dan baik hati. Senyum selalu terlihat di wajahnya, saat mendampingi timnya di tepi lapangan, dalam setiap pertandingan.
Namun Shinji Okazaki mengatakan, Ranieri marah besar saat istirahat babak pertama, pertandingan melawan Newcastle United, pada Selasa, 15 Maret 2016 lalu. Okazaki mencetak satu-satunya gol, yang menjaga laju kemenangan Leicester.
Penyerang Leicester asal Jepang, itu mengatakan Ranieri meluapkan amarahnya di ruang ganti, karena performa skuad yang dinilainya bermain buruk pada babak pertama. Kemarahan Ranieri direspon, dengan perbaikan permainan di babak kedua.
Amarah Ranieri digambarkan, seperti luapan emosi yang kerap dilakukan Sir Alex Ferguson, bekas manajer Manchester United. Hanya saja, tidak ada barang yang dilemparkan saat Ranieri marah. Berbeda situasinya di ruang ganti Alex Ferguson.
"Itu (laga lawan Newcastle) yang sangat penting untuk dimenangkan, tapi manajar sangat marah saat paruh waktu. Ya, dia terus tersenyum sepanjang waktu, tapi dia sebenarnya marah," kata Okazaki.
Okazaki mengatakan, rekan-rekannya sangat santai dan tidak ada dalam tekanan. Semangat mereka selalu tinggi, dalam setiap pertandingan. Namun, ketenangan bisa membuat agresivitas tim menurun.
"Mungkin bagus untuk kami melihat dia (Ranieri) marah. Untungnya, dia tidak melempar barang!" ujarnya.