Mengenang Bengisnya Diego Simeone, Gigi Patah Main Terus

Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone
Sumber :
  • Twitter/@Atleti

VIVA – Bicara soal Diego Simeone, kita akan melihat dimensi berbeda dari sepakbola. Mengapa? Karena Simeone bukan artis macam Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, yang jadi idola bagi kebanyakan fans sepakbola era milenial. Tapi, Simeone lebih dari seorang pemain dengan nyali besar dan etos kerja keras tinggi.

Daftar Juara di 4 Liga Top Eropa Musim Ini, Tinggal Tunggu Premier League

Karakter keras dan bengis itu sudah terlihat ketika Simeone masih jadi pemain. Kualitas olah bolanya tak terlalu istimewa, bahkan bisa dibilang pas-pasan.

Pelatih pertama Simeone, Victorio Spinetto, yang pertama kali memberikan julukan El Cholo kepada Simeone. Victorio memberikan julukan itu, saat melihat Simeone di usia 14 tahun.

Dapat Kuota Tambahan, Serie A dan Bundesliga Kirim 5 Wakil ke Liga Champions Musim Depan

Cholo memiliki banyak arti, mulai dari positif hingga negatif. Namun, untuk Simeone, julukan ini diberikan sebagai penghargaan karena gaya mainnya mirip dengan Carmelo Simeone. Kebetulan, Carmelo memiliki julukan sama, El Cholo.

Ketika masih 14 tahun, Simeone sudah menunjukkan permainannya yang keras. Tak kenal menyerah, meski harus berduel dengan pemain lebih besar.

16 Klub Ini Pastikan Tiket ke Liga Champions Musim Depan, Siap-siap dengan Format Baru!

Sebagai gelandang, dengan karakternya, Simeone lebih sering diberikan peran sebagai box-to-box atau bertahan. Kemampuannya sebagai tukang jagal begitu diperhitungkan.

Tapi, Simeone tak jarang pula diberikan peran sebagai gelandang serang. Tak usah heran, karena saat masih muda, Simeone kerap memainkan peran tersebut.

Fernando Torres dan Diego Simeone di Atletico Madrid

Kelebihan Simeone bukan soal kemampuan olah bola, melainkan kecerdasan membaca permainan, kekuatan, stamina, dan multifungsi.

"Bayangkan, setiap laga adalah final. Begitulah juara bekerja. Jadi, mainkan pertandinganmu, seakan jadi yang terakhir," kata Simeone dikutip Inter TV.

Saking kerasnya, ada salah satu momen yang paling diingat kala Simeone membela Inter Milan. Di laga melawan Piacenza, pada musim 1997/98, yang merupakan debutnya pada Serie A, Simeone mengalami patah gigi seri. Itu setelah dia berduel dengan Paolo Cristalini.

Pelatih Inter kala itu, Luigi Simoni, meminta agar Simeone berhenti bermain dan segera ke rumah sakit.

"Bos, sepakbola kan dimainkan dengan kaki. Gigi tak membantu. Saya tetap di lapangan," tegas Simeone menolak permintaan pelatihnya.

Gila bukan? Karena Simeone memang punya satu prinsip, "Kerja keras adalah satu hal yang tak bisa dinegosiasikan."

Karakter ini berlanjut saat Simeone jadi pelatih. Lihat saja Atletico Madrid besutan Simeone, main bagaikan tank yang terus melaju saat diberondong serangan oleh lawannya.

Tak ada rasa takut dari para pemain Atletico ketika berlaga di atas lapangan. Mereka terus bekerja, meski lawan yang dihadapi punya kualitas di atas rata-rata. Dan, dari Atletico besutan Simeone pula, kita belajar, sepakbola tak hanya mengandalkan bakat, tapi juga kerja keras.

Selamat ulang tahun, El Cholo!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya