Kisah Putra Bos Juventus Terbunuh Setelah Masuk Islam

Mendiang mantan Direktur, Juventus Edoardo Agnelli
Sumber :
  • Eduardoagnelli.com

VIVA – Juventus, salah satu klub dengan basis fans terbesar di dunia ternyata menyimpan cerita kelam. Itu menyangkut keluarga pemiliknya yakni Gianni Agnelli. 

Miliaran orang di dunia tentu tahu nama besar Juventus, klub elite sepakbola Italia yang berbasis di kota Turin. Dimiliki oleh keluarga Agnelli, konglomerat Negeri Menara Pisa, ada satu kisah kelam di balik kesuksesan keluarga ini. Ya, kisah itu adalah kematian Edoardo Agnelli, putra mendiang Gianni Agnelli, bos Juventus yang begitu mahsyur.

Ferrari Luncurkan Supercar Penerus 812 Superfast

Tak banyak orang tahu siapa Edoardo Agnelli. Dia adalah putra sulung Gianni dan sang istri, Marella, yang lahir pada 9 Juni 1954. Lahir dari keluarga kaya raya, Edoardo sebenarnya sudah terbiasa dengan beberapa hal semisal bisnis, sepakbola, dan otomotif.

Bagaimana tidak, keluarganya tak hanya memiliki Juventus. Tetapi, Keluarga Agnelli adalah pemilik perusahaan otomotif raksasa di Eropa dan dunia, FIAT. Keluarga ini juga jadi pemilik tim Formula 1, Scuderia Ferrari.

Dapat Kuota Tambahan, Serie A dan Bundesliga Kirim 5 Wakil ke Liga Champions Musim Depan

Meski hidup bergelimang harta, hidup Edoardo tak lantas berjalan baik. Sebab, sederet peristiwa tak mengenakkan sempat menghampiri hidupnya, bahkan hingga kematiannya.

Edoardo Agnelli (kanan) dan Gianni Agnelli

Maarten Paes Gagalkan Penalti Eks Juventus, FC Dallas Tetap Kalah

Edoardo tak seperti sang ayah yang dikenal sebagai pebisnis ulung dan ahli bernegosiasi, hingga mendapat julukan L'Avvocato (Sang Pengacara). Edoardo lebih senang menghabiskan waktunya dengan membaca buku-buku filsafat, hingga tertarik dengan banyak hal mistis.

Hal itu yang pada akhirnya membawa Edoardo memilih untuk menjalani pendidikan di Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat. Di sini, Edoardo memperdalam ketertarikannya tentang sastra, filsafat, dan kultur budaya timur (Asia).

Siapa sangka, ketertarikannya tentang sastra, filsafat, dan budaya timur, membawa Edoardo dekat dengan Islam. Di sisi lain, apa yang didalaminya ini justru malah jadi malapetaka yang pada akhirnya menjadi penyebab kematiannya.

Pertentangan Hati

Setelah lulus dari Princeton Universitty, Edoardo lebih memilih untuk menjauh dari keluarganya. Ia menghabiskan banyak waktunya untuk berkeliling negara-negara kawasan Asia dan Afrika. 

Ilustrasi salat dan sujud

Miris, Umat Muslim di Kota Monfalcone Italia Dilarang Salat Karena Aturan Baru

Ratusan pria melaksanakan salat Jumat di kota Monfalcone, Italia timur laut. Mereka berlutut di tempat parkir beton dengan kepala tertunduk ke tanah.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024