- diariodeleon.es
VIVA.co.id - Like father like son. Buah jatuh, tak jauh dari pohonnya. Dua pameo ini kerap diungkapkan untuk menggambarkan hubungan antara seorang anak dengan ayahnya, termasuk Zinedine Zidane dan anaknya Luca Zidane.
Keduanya memang sama-sama akrab dengan si kulit bundar. Namun yang membedakan adalah, Zidane semasa aktif berada di barisan penyerang, sedangkan Luca memilih menjadi garda terakhir pertahanan alias kiper.
Meski berbeda posisi, kemiripan ayah-anak ini terlhat saat mendapat kesempatan mengeksekusi tendangan penalti.
Seperti dilansir foxsport, Zidane terkenal dengan penalti panenka yang fenomenal pada Piala Dunia 2006. Sembilan tahun kemudian, Luca ternyata mengikuti gaya yang sama saat memperkuat Timnas Prancis menghadapi Bulgaria di semifinal Piala Eropa U-17. Pertandingan ini terpaksa dilanjutkan dengan adu penalti setelah selama 120 menit kedua tim bermain imbang dengan skor 1-1.
Luca maju menjadi salah satu algojo Les Bleus. Dia memilih melakukan tendangan penalti dengan teknik fenomenal, panenka. Sayang, bola terlalu melambung sehingga membentur mistar gawang. Beruntung, sebelumnya Luca mampu menggagalkan dua tendangan penalti lawan. Prancis akhirnya melaju ke babak final dan akan bertemu dengan Jerman, Minggu, 24 Mei 2015.