- Twitter.com/@Sutopo_PN
VIVA – Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menghembuskan nafas terakhir pada usia 49 tahun setelah berjuang keras melawan kanker paru-paru stadium akhir. Dia meninggal Minggu, 7 Juni 2019 sekitar pukul 02.00 di Guangzhou, China.
Sebelum meninggal, Sutopo telah melakukan pengobatan medis maupun tradisional demi bisa sembuh dari kanker yang menggerogoti tubuhnya. Sempat berobat ke sejumlah rumah sakit, sebelum akhirnya ditangani oleh dokter di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Lalu pada pertengahan Juni lalu, dia memutuskan berobat ke negeri Tirai Bambu.
"Hari ini saya ke Guangzhou untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh. Kondisinya sangat menyakitkan sekali. Saya mohon doa restu kepada kepada semua netizen dan lainnya. Jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Sekaligus saya dimaafkan atas kesalahan dan dosa," tulisnya dalam akunnya di Instagram pada 15 Juni 2019 lalu.
Dia juga mengabarkan akan berada di sana selama satu bulan. Sutopo pun minta maaf jika tidak bisa menyampaikan info bencana dengan cepat. "Mohon maaf ya," ujarnya.
Namun sebelum dia menyelesaikan pengobatannya, kabar duka datang Minggu 7 Juli 2019 dini hari tadi. Dan kepergian Sutopo yang dijuluki sebagai pejuang bencana karena tetap aktif meski di tengah sakit yang dideritanya ini pun meninggalkan duka yang mendalam tidak hanya bagi keluarga, kerabat dan rekan kerja tapi juga masyarakat Indonesia.
Hal ini membuktikan bahwa dia adalah salah satu sosok yang sangat dicintai. Bahkan tanda pagar (tagar) tentang kepergiannya menjadi trending topic di Twitter. Misalnya, #RIPpakSutopo dan #ripsutopo.
Banyak dari pengguna Twitter mengungkapkan kesedihannya dan menyampaikan ucapan duka serta mendoakannya. "This is break our heart," tulis salah satu pengguna.
"#ripspaksutopo jasamu akan kami kenang, semoga engkau diterima di sisi-Nya," dan "Gugur 1 lagi pahlawan bangsa #RIPpakSutopo," tulis lainnya.
