Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Situs berbagi video, Youtube, kini kedatangan kumpulan video dengan durasi lebih dari satu juta menit. Video tersebut berisi tentang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di penjuru dunia selama kurun waktu 120 tahun terakhir.
Dilansir dari The Verge , Kamis, 23 Juli 2015, kumpulan video tersebut diunggah oleh dua saluran Youtube, yakni Associated Press (AP) dan British Movietone. Setidaknya, bila digabungkan kedua saluran tersebut mengunggah sekitar 550 ribu video.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Peringati Tragedi Hiroshima, AS Tak Minta Maaf
Dilansir dari The Verge , Kamis, 23 Juli 2015, kumpulan video tersebut diunggah oleh dua saluran Youtube, yakni Associated Press (AP) dan British Movietone. Setidaknya, bila digabungkan kedua saluran tersebut mengunggah sekitar 550 ribu video.
Tercatat video mengenai penangkapan terhadap pemboman Pearl Harbor, efek dari gempa bumi di San Fransisco tahun 1906, runtuhnya tembok Berlin, Tiananmen Square "
Tank Man
", hingga robohnya dua menara kembar WTC.
Direktur Arsip Internasional AP, Alwyn Lindsey, mengatakan bahwa salurannya ini telah mendirikan ensiklopedia visual tentang abad paling bergejolak dalam sejarah manusia.
"Di AP, kami selalu mencari rekaman seluas-luasnya yang kita punya aksesnya, lalu kita unggah ke Youtube untuk pertama kalinya. Masyarakat dapat menikmati kumpulan video paling luar biasa dalam sejarah," jelas dia.
Dikutip dari Cnet, dahulu Youtube digunakan untuk keperluan mengunggah video amatir. Namun, kini situs kepunyaan Google tersebut sudah beralih menjadi wadah arsip video-video profesional melalui saluran yang dibuat oleh penggunanya.
Sementara diketahui, 550 ribu klip dengan total durasi video hingga lebih dari satu juta menit oleh AP dan British Movitone, menjadi klip berita sejarah terbesar yang pernah diunggah di Youtube. (one)
Halaman Selanjutnya
Tercatat video mengenai penangkapan terhadap pemboman Pearl Harbor, efek dari gempa bumi di San Fransisco tahun 1906, runtuhnya tembok Berlin, Tiananmen Square "
