- REUTERS/Stephen Lam
VIVA – Facebook dikabarkan telah meluncurkan program baru untuk mengamankan kampanye politik di Amerika Serikat. Raksasa jejaring sosial itu menyatakan, momen kampanye kemungkinan sangat rentan terhadap serangan peretas.
Pihak Facebook menyebutkan, saat program ini dijalankan, akan membantu kampanye untuk mengadopsi sistem keamanan digital yang lebih kuat.
"Seperti otentikasi dua faktor dan memantau potensi ancaman peretasan," kata Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook, Nathaniel Gleicher, dikutip dari laman Tech Crunch, Selasa, 18 September 2018.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengakui, perusahaannya tidak melakukan langkah yang cukup optimal terkait perlindungan keamanan digital, saat pemilihan presiden Amerika Serikat 2016 lalu.
Menurutnya, usaha untuk mencegah adanya campur tangan serta penyebaran informasi yang salah, masih belum sempurna, namun hal itu menjadi motivasi tersendiri.
Di sisi lain, ada kalangan menilai bahwa program baru Facebook itu telah terlambat. Seperti dikatakan mantan pejabat kampanye Obama, yang berdalih waktu kampanye tinggal lima puluh hari lagi.
"50 hari waktu kampanye. Di titik ini, jika kampanye membuat masalah keamanan berat, itu sudah terjadi," ujar CTO kampanye Obama tahun 2012, Harper Reed.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan teknologi termasuk Facebook, menerima banyak sorotan. Mereka dinilai gagal mencegah campur tangan asing dalam pemilihan presiden AS 2016 lalu. Dicurigai saat itu Rusia memiliki andil besar dalam penyebaran disinformasi dengan menggunakan platform media sosial.
Facebook sendiri menyatakan, kemungkinan tools keamanan ini akan terus dikembangkan dan diperluas pada pemilu di masa-masa yang akan datang.
