Badan Siber Siap Hadang Kampanye Hitam

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara, Djoko Setiadi
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA – Jelang pemilihan presiden dan legislatif, sejumlah hoax dan kampanye hitam masih bertebaran di media sosial. Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN mengaku meliterasi digital, untuk mendorong masyarakat agar lebih peka dan selektif terhadap berbagai kampanye di media sosial. 

Sosok 'Jenderal Pembangkang' pada Masa Rezim Soeharto, Kini Raih Pangkat Bintang 5

"Kami mengimbau kepada semua pihak untuk turut menciptakan suasana yang kondusif menjelang Pilpres dan Pileg. Kampanye hitam akan berkurang jika masyarakat sudah mampu untuk menghindarinya," ujar Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan kepada VIVA, Senin 24 September 2018.

Ia mengakui lembaganya sudah menerima serangan terhadap sistem informasi, mulai dari percobaan penetrasi sampai dengan serangan sekelas distributed denial of service (DDoS). Beruntung mereka dibantu oleh semua unsur dan berusaha untuk menanganinya secepat mungkin.

Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat

BSSN juga berharap kondisi yang baik akan terus berjalan hingga berakhirnya pesta demokrasi

"Kampanye yang mengedepankan nilai positif dan membangun, adalah kampanye yang baik," ujar Anton. 

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Anies Ungkit Pilpres 2024 Banyak Catatan

BSSN mengaku sangat siap menghadapi Pemilu tahun ini. Anton mengatakan, kesiapan mengamankan pesat demokrasi merupakan salah satu tugas yang harus diemban BSSN. Namun ia berharap institusi lain yang terkait juga harus tetap berkolaborasi dan bersinergi. 

"Kami melakukan kegiatan deteksi terhadap berbagai ancaman dan kerawanan terhadap sistem informasi yang digunakan dalam proses pemilu. Bersama dengan institusi terkait, kami menerapkan proteksi dan menyiapkan langkah-langkah mitigasi terhadap insiden keamanan siber," jawabnya.

Galang kekuatan siber 

Berkaitan dengan makin munculnya banyak serangan siber, BSSN pertama kalinya menggelar 'cybersecurity multi-stakeholder meet up', untuk menggalang sinergisme dan kolaborasi pemangku kepentingan keamanan siber nasional

Ke depannya kegiatan ini akan diadakan secara rutin, sebagai wadah silaturahmi antara BSSN dengan pemegang keamanan siber nasional. Kepala BSSN, Djoko Setiadi menyatakan, kegiatan ini dinilai sangat penting karena sejumlah ancaman dan tantangan sudah di depan mata. 

"Isu mulai berdatangan. Kita harus menjaga pesta demokrasi agar tercipta kenyamanan dan ketentraman. Saya merasa hangat karena forum ini kita bisa kumpul bersama. Jadi saya merasa sangat aman," ujarnya.

Ancaman siber dapat menyerang keamanan informasi dan transaksi elektronik, baik dalam skala nasional, regional maupun global. Untuk menghalau hal tersebut, BSSN perlu mengantisipasinya dan bekerja sama dengan sejumlah sektor. 

"Dalam antisipasi ancaman siber kami tidak bisa melakukan sendiri. Kolaborasi  dan kerja sama antar sektor merupakan kata yang tepat untuk menjaga keamanan siber, agar dampak kecelakaan siber tidak meluas," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya