Canggih, AI Bisa Bidik Musuh di Medan Perang

Pasukan Bela Diri Jepang Ikuti Latihan Perang Bersama Tentara AS
Sumber :
  • REUTERS/Issei Kato

VIVA – Sebentar lagi tentara akan dibantu asisten untuk menemukan titik bahaya di medan perang. Asisten tersebut berada dalam bentuk teknologi Artificial Intelligence atau AI yang dijuluki SAPIENT.

6 Laptop Bertenaga AI Siap Ramaikan Pasar Indonesia

Dikutip dari situs Mirror, Selasa 25 September 2018, teknologi yang dikembangkan oleh Defence Science and Technology Laboratory Inggris ini dapat memindai medan perang dan bahaya apa pun untuk disampaikan ke pasukan tentara.

SAPIENT memungkinkan pasukan untuk dapat tetap hidup dalam keadaan bahaya di medan perang yang kompleks, termasuk di jalanan kota. Menteri Pertahanan Inggris, Stuart Andrew mengatakan, sistem tersebut dapat bertindak sebagai mata otonom di medan perang perkotaan.

Seniman Spanyol Bakal Nikah dengan Hologram, Pertama di Dunia dan Ini Alasannya

“Teknologi ini dapat memindai jalan-jalan untuk pergerakan musuh, sehingga pasukan dapat bersiap untuk pertempuran dengan informasi yang lebih cepat dan lebih andal, termasuk penyerang yang bersembunyi di tikungan," ujarnya. 

SAPIENT menempatkan Inggris dalam posisi yang sangat kuat. Mereka bisa mendapatkan manfaat dari proyek serupa, yang dijalankan oleh sekutu.

Viral Pria Meditasi Yoga Saat Badai Salju Terjadi, Warga Ributkan Hal Ini

Untuk menguji teknologi, ilmuwan sedang menguji teknologi ini di jalan-jalan Montreal, yang melibatkan 80 tentara Kanada. Selain SAPIENT, berbagai kendaraan udara dan darat juga memberi informasi ke tentara dan komandan militer secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran situasional mereka.

"Ini adalah contoh hebat dari keahlian ilmuwan. Para ilmuwan bekerja dengan negara-negara mitra kami untuk mengembangkan teknologi terbaik, untuk militer kami sekarang dan di masa depan,” ujar Kepala Eksekutif Defence Science and Technology Laboratory, Gary Aitkenhead. 

SAPIENT akan diuji dalam dua eksperimen lebih lanjut, satu di Amerika Serikat pada tahun depan, dan satu lagi di Inggris pada 2020. Ahli berharap teknologi ini akan siap digunakan pada 2025.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya