Pamer Foto 10 Years Challenge, Ada Bahaya yang Mengintai

Foto Maia Estianty dalam bingkai "10 years challenge".
Sumber :
  • Instagram/@maiaestiantyreal

VIVA – Belakangan ini dunia media sosial sedang tren 10 years challenge. Tantangan ini meminta pengguna media sosial untuk menyandingkan foto profil saat ini dibandingkan dengan 10 tahun lalu. 

Viral Lafadz Allah Ditemukan di Kaos Kaki yang Dijual di Supermarket, Warga Muslim Diminta Boikot

Tantangan tersebut disambut asyik oleh pengguna media sosial. Pertimbangan sederhananya, 10 years challenge membawa nostalgia pengguna media sosial ke masa lalu.

Saat dulu masih imut dan bagaimana sekarang sudah berubah penampilannya. Terlihat asyik dan nostalgia, namun pemerhati teknologi, Kate O'Neil punya perspektif lain dari tren tersebut. 

Polisi Ungkap Penyebab Jalan Alternatif Cibubur Macet Parah Sore Hari Ini

O`Neill mengutarakan, tren memajang foto 10 years challenge itu bisa dimanfaatkan untuk melatih atau membantu teknologi pengenalan wajah bekerja lebih baik dalam mengidentifikasi perkembangan usia seseorang.

Perbandingan antara 2009 dan 2019 membantu teknologi tersebut bisa mempelajari konteks dengan lebih jelas.

Viral 2 Kelompok Remaja Tawuran Pakai Sajam di Cilandak Jaksel, Polisi Ultimatum Ini

"Dan karena meme ini, kini ada seperangkat data yang sangat besar, dan dipilih secara hati-hati oleh orang-orang dari 10 tahun lalu dan sekarang," ujar pendiri KO Insights dan penulis buku Tech Humanist itu dikutip dari laman Wired, Rabu 16 Januari 2019. 

O`Neill mengatakan, postingan foto perbandingan 10 tahun lalu dengan foto profil saat ini, tak selamanya negatif. 

Dia mengatakan, setidaknya ada tiga pemakaian foto profil seseorang yang masuk akal dimanfaatkan oleh teknologi pengenalan wajah. 

Pertama untuk penggunaan yang bagus. Dalam skema ini, teknologi pengenalan wajah mengumpulkan foto profil untuk mendeteksi anak yang hilang. 

Teknologi pengenalan wajah bisa membantu polisi di New Delhi, India, menemukan kembali sekitar 3.000 anak hilang. Polisi India bisa melacak ribuan anak yang hilang itu dalam empat hari menggunakan teknologi pengenalan wajah. 

Logisnya begini, algoritma pengenalan wajah akan mendeteksi kemungkinan wajah anak dari sisi perkembangan usia dan dipakai polisi untuk memperkirakan wajah terakhir kali anak yang hilang. 

Iklan dan asuransi

Teknologi pengenalan wajah bisa memanfaatkan perbandingan foto profil pengguna untuk kepentingan iklan tertarget.

Dengan mengetahui meta data atau data foto profil apalagi jika pengguna media sosial menyertakan keterangan posisi lokasi di foto, maka teknologi pengenalan wajah akan melacak informasi lain, misalnya perilaku pembelian dan lainnya.

Pada titik inilah, nanti data foto profil kamu bisa dipakai untuk interaksi iklan yang berpotensi membuat kamu tidak nyaman. 

Skema ketiga, O'Neil menuturkan, teknologi pengenalan wajah bisa memanfaatkan foto profil kamu untuk menaksir perkembangan wajah kamu di masa depan. Siapa yang diuntungkan dengan data ini? asuransi. 

Prediksi perkembangan usia berbasis foto profil ini bisa dipakai perusahaan asuransi untuk menjadi faktor penilaian risiko dan perawatan kesehatan. 

"Jadi misalnya, jika kami tampaknya menua lebih cepat daripada kelompokmu, mungkin kamu bukan masuk dalam risiko asuransi yang sangat baik," jelasnya. 

O'Neil juga mengajukan kasus yang berbahaya dari teknologi pengenalan wajah yang dimanfaatkan sepihak oleh petugas. Dia menyontohkan, teknologi pengenalan wajah yang dibuat Amazon belakangan dijual ke polisi sampai penegak hukum dan lembaga pemerintah Amerika Serikat. 

Dampaknya, kata dia, teknologi ini menimbulkan masalah privasi. Memang benar, di tangan penegak hukum, teknologi ini membantu mendeteksi penjahat.

Namun sisi lain, potensi teknologi ini dipakai untuk melacak orang yang tak melakukan kejahatan juga terbuka. "Seperti demonstran dan orang lain yang dianggap mengganggu polisi, ini bisa dipakai," tuturnya. 

Sikap yang tepat

Dengan demikian, O'Neil menyarankan, dalam hal konteksnya adalah pengumpulan pasangan foto dulu dan sekarang, sebaiknya pengguna jika berpartisipasi harus sadar dengan siapa seharusnya memiliki akses ke foto kamu dan mendalami apakah tujuan posting foto profil. 

Secara lebih luas, menurutnya, tantangan 10 years challenge pada satu sisi menyadarkan pentingnya pengguna menjaga betul data pribadi. Dia mengatakan, manusia adalah sumber data terkaya untuk sebagian besar teknologi yang muncul saat ini. Makanya pengguna harus mengetahui hal ini. 

"Kita harus menuntut agar bisnis memperlakukan data kita dengan hormat dengan segala cara. Tapi kita juga perlu memperlakukan data kita sendiri dengan hormat," ujarnya. (dhi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya