Kasus Lagi, Facebook Mata-matai Data Sensitif dengan Upah US$20

Iklan uTest memberi iming-iming uang untuk menjaring peserta penelitian Facebook
Sumber :
  • Tech Crunch

VIVA – Kabar tak sedap kembali datang dari Facebook. Setelah skandal data pribadi yang menyeret perusahaan bersama Camdridge Analytica pada tahun lalu, kini Facebook dikabarkan mematai-matai ponsel pengguna.

Video Anak Kecil Mengendarai Sepeda Motor, Ada Risiko Hukumnya

Laporan di Tech Crunch, Rabu 30 Januari 2019 menyebutkan, raksasa media sosial itu kedapatan memberi upah pada sejumlah remaja dan orang dewasa (usia 15 hingga 35 tahun) sebesar US$20 sebulan, agar mereka mau memberi akses terhadap Facebook untuk menganalisis aktivitas ponsel mereka.

Mekanisme pengambilan data itu dilakukan dengan cara para peserta diminta untuk mengunduh aplikasi VPN 'Facebook Research'. Dengan begitu, Facebook dapat memperoleh akses root ke lalu lintas jaringan ponsel beserta data-data mereka.

Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal

Sementara itu, Facebook telah mengaku pada Tech Crunch bahwa mereka menjalankan program penelitian untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan pengguna, dan belum ada rencana untuk berhenti.

Viral di Media Sosial Tawuran Brutal Antar Pelajar, 3 Pelaku Terancam Hukuman Penjara 10 Tahun

Permintaan agar pengguna menjual data dengan bayaran US$20 per bulan itu berlaku untuk Android dan iOS. Bahkan disebutkan telah berlangsung sejak 2016.

Facebook bahkan meminta pengguna untuk screenshot halaman histori pesanan Amazon mereka.
Program ini dikelola melalui layanan pengujian beta Applause, BetaBound, dan uTest untuk menyelubungi keterlibatan Facebook.

Langkah menganalisis data di ponsel pengguna ditengarai sebagai upaya Facebook untuk memetakan tren dan saingan baru di seluruh dunia.

Sementara itu, pakar keamanan Guardian Mobile Firewall, Will Strafach, yang meneliti aplikasi 'Facebook Research' mengatakan:

"Jika Facebook memanfaatkan sepenuhnya akses yang diberikan kepada mereka dengan meminta pengguna memasang sertifikat, mereka akan memiliki kemampuan untuk terus mengumpulkan jenis data berikut:

Pesan pribadi di aplikasi media sosial, obrolan dari dalam aplikasi olah pesan, termasuk foto, video yang dikirim ke orang lain, email, pencarian web, aktivitas penelusuran web, dan bahkan informasi lokasi live dengan mengetuk ke feed dari aplikasi pelacakan, dan lokasi apa pun yang mungkin telah Anda instal,”

Aplikasi Facebook Research itu dikatakan mirip dengan aplikasi Onavo Protect Facebook yang dilarang Apple pada Juni dan kemudian dihapus pada Agustus tahun lalu.

Untuk menyamarkan misinya, program penelitian Facebook itu dikemas dengan nama Project Atlas, yang tidak menyebutkan nama Facebook.

"Kedengarannya cukup teknis (pengguna diminta untuk) 'Install Root Certificate kami'," kata Strafach.

"Ini memberikan akses berkelanjutan pada Facebook ke data paling sensitif tentang Anda, dan sebagian besar pengguna tidak akan dapat menyetujui secara wajar," ujarnya menambahkan.

Pantauan VIVA di Play Store, tidak ditemukan aplikasi Applause, BetaBound, dan uTest. Namun Tech Crunch mencantumkan tangkapan layar uTest yang beriklan di Snapchat dan Instagram untuk menjaring peserta dari kalangan anak muda.

(ann)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya