- Instagram/@habib_nz
VIVA – Insiden penembakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat, 15 Maret 2019, disebut dengan dua istilah yang berbeda. Ada yang menyebut pelaku sebagai 'teroris', namun ada pula yang mengistilahkan sebagai 'penembak'.
Pengamat media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, melakukan analisa terhadap penyebutan istilah itu di dunia maya. Ia menggunakan kata kunci 'New Zealand' di Twitter untuk menemukan berapa banyak kata terkait 'terrorist' dan 'shooting' menyertai kata kunci tersebut.
"Hasilnya, volume percakapan tertinggi yang melibatkan publik cenderung menyebut serangan ini ulah: TERRORIST," tulis Fahmi dalam akun Facebook-nya, Sabtu, 16 Maret 2019.
Sepanjang Jumat, 15 Maret 2019, total tweet dengan istilah New Zealand-Shootings ditemukannya sebanyak 25.384. Sedangkan jumlah tweet untuk New Zealand-Terrorist, yaitu 39.511.
Lain warganet, lain pula media mainstream. Dalam pemberitaan media, istilah shooting justru cenderung sering digunakan.
Dari sejumlah media yang memberitakan dan masuk ke media sosial, ada sembilan media yang menyebutkan shooting, sedangkan lima dengan istilah terrorist.
"Dari peta SNA yang menggabungkan kedua kategori percakapan, kita bisa lihat media-media mainstream yang mendapat retweet dari publik. Dari warna node, kita bisa lihat kecenderungan penggunaan istilah. Hasilnya, kebanyakan media mainstream menyebutnya sebagai: SHOOTING," kata Ismail.
Hari Jumat lalu, pria 28 tahun, Brenton Tarrant menembaki jemaah dua masjid secara membabi buta. Puluhan orang menjadi korban tewas dan luka-luka. Perdana Menteri New Zealand Jacinda Ardern menegaskan bahwa penembakan tersebut merupakan serangan teroris. (ase)
7 Destinasi Lokasi Syuting Film dengan Budget Besar yang Wajib Dikunjungi di Dunia
Industri film sering kali memanfaatkan lokasi spektakuler di seluruh dunia untuk memberikan latar belakang yang megah dan mendalam bagi kisah-kisah mereka.
